Harga Emas naik secara moderat melanjutkan kenaikan sebelumnya. (Lukman Hqeem/ foto Istimewa).

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR – Harga emas naik pada hari Selasa (28/05/2024), dibantu oleh melemahnya dolar AS karena investor menantikan data inflasi AS yang akan dirilis akhir pekan ini untuk mendapatkan kejelasan lebih lanjut mengenai waktu penurunan suku bunga. Pada perdagangan emas di pasar spot, harga naik 0,3% menjadi $2,357.44 per ounce dan di bursa berjangka AS, harga emas berakhir naik 0,9% pada $2,356.5.

Indek dolar AS turun dan kami melihat tingkat kurva imbal hasil turun sedikit. Emas keluar dari koreksi dan berada di sekitar level resistensi dan sekarang memantul lagi. Ada keyakinan kuat bahwa harga berpeluang naik lebih tinggi pada perdagangan selanjutnya. Hal ini didasarkan pada ambiguitas kebijakan moneter Federal Reserve. Disisi lain, hal ini juga berpotensi menghambat kenaikan harga emas kebih lanjut, ini semua akan sangat bergantung pada data-data ekonomi di masa depan.”

Indek Dolar AS (DXY) tergelincir ke level terendah dalam lebih dari satu minggu, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

Fokus minggu ini adalah pada indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) inti AS, yang merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed, yang akan dirilis pada hari Jumat.

Risalah pertemuan The Fed yang telah dirilis pekan lalu menunjukkan bahwa respons kebijakan, untuk saat ini, akan melibatkan mempertahankan suku bunga acuan pada level saat ini.

Para pedagang memperkirakan kemungkinan 63% penurunan suku bunga The Fed pada bulan November. Suku bunga yang lebih rendah mengurangi opportunity cost memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Potensi kenaikan harga emas akan tetap didukung oleh permintaan beli saat harga mengalami koreksi tipis dan langkah diversifikasi devisa oleh sejumlag bank sentral dengan membeli emas batangan. Permintaan emas dari bank sentral global telah meningkat selama dua tahun karena mereka melakukan diversifikasi cadangan mata uang asing.

Sementara itu, dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) emas yang didukung secara fisik mengalami arus keluar bersih sebesar 11,3 metrik ton pada minggu lalu, menurut Dewan Emas Dunia.