Indeks Asia diperdagangkan positif di tengah pemulihan kontrak berjangka S&P500 saat para investor mulai mengabaikan konsensus yang lebih tinggi untuk inflasi AS. Disisi lain, harga minyak telah mencapai level terendah baru tiga bulan di tengah meningkatnya kekhawatiran resesi.
Pasar Asia diperdagangkan sedikit positif karena S&P berjangka mengalami rebound di sesi Asia. Pada saat penulisan, Indek Nikkei 225 Jepang naik 0,51% dan Indek Hang Seng melonjak 0,74%. Kenaikan terjadi mengikuti naiknya indek berjangka AS yang menunjukkan beberapa pemulihan karena investor telah mengabaikan konsensus yang lebih tinggi untuk Indeks Harga Konsumen (CPI) AS. Juga, indeks dolar AS (DXY) telah mulai terkoreksi setelah pemulihan ringan.
Pelaku pasar sepenuhnya fokus pada rilis tingkat inflasi dan pergerakan sideways diperkirakan hari ini. Tingkat inflasi terlihat lebih tinggi pada 8,8% secara tahunan. Hal ini dapat memaksa Federal Reserve (Fed) untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut. Tidak diragukan lagi, tingkat kenaikan suku bunga akan serupa dengan keputusan suku bunga sebelumnya karena tekanan harga meningkat lebih tinggi meskipun sebelumnya ada kenaikan suku bunga dan pengumuman pengurangan neraca.
Di Asia sendiri mengemuka kekhawatiran terkait dengan penguncian baru di China sehingga memangkas perkiraan pertumbuhan. Perekonomian yang membawa hubungan perdagangan yang baik dengan berbagai negara Asia dan perkiraan penurunan permintaan di China akan memiliki multiplier effect bagi negara lain.
Pada perdagangan komoditi, harga minyak mengalami percepatan atas kekhawatiran resesi yang telah menyeret harga minyak mendekati $92,00. Minyak telah turun di bawah level terendah tiga bulan dan lebih banyak penurunan tampaknya diperlukan karena bank sentral Barat belum menyelesaikan kampanye kenaikan suku bunga.