Bursa Saham Asia Melemah meski wall Street berusaha bangkit.

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Bursa saham Asia masih melanjutkan tekanan perdagangan sesi sebelumnya, begitu juga dengan Eropa. Kekhawatiran akan kondisi ekonomi global diramu dengan sentiment domestik membuat masing-masing bursa berakhir merah. Dow Jones dan S&P 500 berusaha bangkit, meski Nasdaq telah mengakhiri kenaikannya. Dolar AS menguat tipis dan membuat harga emas datar-datar saja.

Pada pedagangan Rabu (28/02/2018) Indek Hangseng ditutup melemah setelah data manufaktur Cina berada di bawah ekspektasi. Pasar juga mencerna pernyataan Gubernur Utara The Federal Reserve Jerome Powell yang menekan bursa saham wallstreet pada perdagangan sebelumnya.

Indek PMI Cina untuk bulan Februari mencapai 50.3, di bawah perkiraan 51.2 oleh Reuters, turun dari bulan Januari di 51.3. Hasil PMI Februari mungkin dipengaruhi oleh libur Imlek yang panjang tahun ini, karena pabrik tutup selama musim perayaan. Meski begitu, data yang dirilis pada hari Rabu masih menunjukkan “perlambatan yang jelas” di awal 2018.

Sementara Indek Nikkei dan KOSPI juga turun. Bursa saham Tokyo tertekan penurunan hasil industri Jepang yang lebih besar dari perkiraan. Perlambatan produksi Jepang, menggaris bawahi lemahnya permintaan dan peningkatan persediaan. Keputusan Bank of Japan untuk memangkas pembelian obligasi juga memperburuk dengan dorongan penguatan yen. Investor global semakin khawatir mengenai berapa lama lagi BoJ dapat mempertahankan rangsangan stimulus yang besar ini. Dikhawatirkan bank sentral tidak akan dapat mulai mengurangi pembelian asetnya secara lebih aktif tanpa mengganggu pasar keuangan.

Bursa saham AS diperdagangkan melemah setelah diawal mengalami fluktuasi pada hari Rabu karena imbal hasil obligasi AS terus meningkat. Sempat melonjak sekitar lima basis poin menjadi lebih dari 2.9 % seiring pernyataan Jerome Powell yang mengisyaratkan kenaikan tingkat suku bunga lebih dari tiga kali tahun ini.

Sentimen ini juga membuat Bursa saham Eropa turun. Dari sisi data ekonomi, inflasi di zona euro turun untuk bulan ketiga berturut-turut di bulan Februari. Harga konsumen hanya naik 1.2 persen di kawasan ini dari tahun lalu, tingkat tahunan terendah sejak 2016.

Perdagangan hari Rabu juga menandai hari perdagangan terakhir dalam sebulan. Dimana, indeks Dow Jones dan S & P 500 berada di jalur untuk meraih kemenangan beruntun dalam 10 bulan, terpanjang sejak 1959. Nasdaq ditetapkan untuk mencatat kerugian bulanan untuk pertama kalinya dalam delapan bulan. (Lukman Hqeem)