Pidato Jerome Powell mendorong harga emas jatuh

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Harga emas turun pada hari Selasa (27/02/2018), terendah dalam lebih dari dua minggu, karena dolar AS menguat dan imbal hasil obligasi naik setelah Gubernur Utama The Federal Reserve berpidato di Kongres AS.

Dalam kesaksiannya, Jerome Powell dengan gaya lama memberikan komentar soal inflasi. Dalam  komentarnya, ia yakin inflasi akan naik. Ia juga mengarisbawahi kemungkinan menaikkan suku bunga lebih dari tiga kali ditahun ini. Selanjutnya, Powell akan berbicara didepan Komisi Perbankan Senate pada hari Kamis.

Komentar Powell, yang dirilis menjelang penampilannya di Capitol Hill, cukup banyak seperti yang diharapkan, sedikit hawkish. Tentu saja ini memberikan dorongan kenaikan Dolar AS dan membuat harga emas turun. Pun demikian, dalam susunan Komisi Pasar Bebas Federal, FOMC banyak anggota yang dovish, mereka enggan menaikkan suku bunga secara agresif karena target inflasi masih dibawah 2%.

Dalam sambutannya, Powell mengatakan bahwa “dalam mengukur jalur yang tepat untuk kebijakan moneter selama beberapa tahun ke depan, FOMC akan terus menyeimbangkan antara menghindari ekonomi yang terlalu panas dan membawa inflasi harga PCE menjadi 2% secara berkelanjutan.”

Sejak awal, pasar sudah mengantisipasi pernyataan Powell hari ini. Nada hawkish akan menjadi sentiment negative bagi harga emas. Dengan menambahkan prospek kebijakan moneter yang lebih agresif, telah menyiramkan air dingin ke harga emas dan ekuitas. Sebaliknya, jika Powell sedikit saja terlihat agak dovish dan tidak peduli dengan prospek inflasi, imbal obligasi yang baru saja bangkit kembali kemungkinan akan naik lebih tinggi, dan menuju ambang batas yang dikhawatirkan 3%.

Memang minat beli emas naik baru-baru ini, sayangnya kenaikan imbal Obligasi menahan kenaikan harga emas lebih tinggi. Dalam jangka pendek, harga emas dan pasar saham masih akan tertekan. Sebaliknya, dalam jangka panjang justru membuka peluang kenaikan harga emas lebih tinggi. kekhawatiran akan inflasi dapat memacu pembelian emas sebagai safe haven, meski akan dibayang-bayangi kenaikan suku bunga. Pernyataan Powell di Konggres berusaha menyeimbangkan kondisi. Hal ini mengirim imbal hasil Obligasi 10 tahun mulai meningkat terlebih ketika menjawab pertanyaan dari anggota komite. Ekspektasi kenaikan suku bunga tambahan mendorong imbal Obligasi 10 tahun mendekati angka 3% minggu lalu. Pada hari Selasa, imbal Obligasi 10 naik menjadi 2,913% dari 2,862% pada akhir Senin.

Harga Emas untuk kontrak pengiriman bulan April turun $ 14,20, atau 1,1%, untuk menetap di $ 1,318.60 per ons. Terendah sejak 9 Februari. Indeks Dolar AS naik 0,5% menjadi 90,29. Logam mulia, yang sering dipatok pada dolar, cenderung turun saat dolar menguat karena dolar yang jatuh bisa membuat pembelian aset tersebut lebih murah bagi investor yang menggunakan unit moneter lemah.

Sementara itu, indikator ekonomi AS menunjukkan data pesanan barang tahan lama AS. pada bulan Januari, menurun dalam angka yang lebih besar dari perkiraan 3,7%. Penurunan ini menjadi sentiment positif bagi harga emas. Sementara data terpisah menunjukkan kepercayaan konsumen Februari naik ke level tertingginya sejak November 2000 lalu. (Lukman Hqeem)