ESANDAR, Jakarta – Diujung perdagangan tahun ini, Dolar AS kemungkinan besar masih berusaha untuk menjauhkan dari penurunannya. Sayangnya, tren pelemahan masih saja belum ada tanda-tanda akan berakhir.
Pada perdagangan sebelumnya, pasangan EURUSD ditutup menguat di level 1,1942, GBPUSD ditutup menguat di level 1,3425, AUDUSD ditutup menguat di level 0,7797 dan USDJPY ditutup melemah di level 112,84.
Pelemahan dolar AS sendiri sudah menimpa sejak lolosnya RUU pajak menjadi UU pajak yang baru di pekan lalu karena paket reformasi fiskal ini menurut teori ekonomi memang tidak biasa dilakukan ketika kondisi kinerja ekonominya sedang bagus sehingga hal ini menimbulkan pro dan kontra, dimana pemotongan pajak ini membuat defisit anggaran AS membengkak $1,5 triliun sehingga akan membuat kinerja dolar AS tidak membaik.
Namun di sisi lain memang bisa mendorong laju pertumbuhan ekonomi AS dimana belanja investasi dan belanja konsumen dalam negeri bisa menguat. Maka bank sentral AS justru mengalami tekanan untuk terus meningkatkan suku bunganya. Diperkirakan bahwa reformasi pajak ini bisa membuat The Fed di 2018 menaikkan suku bunganya 4 kali. Mendengar kenaikan suku bunga justru akan mendorong investor memborong dolar AS.
Beberapa bank sentral utama dunia seperti ECB, BoJ dan BoE tidak kalah sengit juga mempunyai proyeksi dari pasar bahwa akan mengetatkan kebijakan moneternya. Hal ini terkait dengan membaiknya pula kinerja ekonomi mereka dan demi menghindarkan diri dari panasnya ekonomi atau overheating, maka bank sentral harus menaikkan suku bunganya juga.
Inilah yang membuat dolar AS sendiri merasa kesulitan untuk melawan mata uang utama dunia lainnya serta emas karena pihak di luar AS sedang membaik ekonominya, disertai pula kebijakan politik Trump yang banyak tidak populer di mata investornya, seperti contohnya konflik dengan Korea Utara dan pengukuhan Yerusalem sebagai ibukota Israel yang telah ditolak PBB.
Harapan penguatan dolar AS memang masih tipis dimana unsur ini sebagai usaha memperbaiki neraca keuangan AS dan sudah kami telaah bahwa sisi ini memang disengaja dengan bukti nuansa dari pejabat The Fed yang tidak ada komentar sedikitpun untuk membantu memulihkan dolar AS. Sisi ini kondisi keuangan AS bisa pulih karena perbedaan nilai yang melemah justru akan meningkatkan devisa AS dan mengeringkan devisa non-dolar AS.
Pada perdagangan hari ini, diperkirakan pasangan Kemarin AUDUSD masih bisa menanjak hingga 0.7808. Kegagalan untuk menguat, akan menyebabkan koreksi secara teknis dengan mengarahkan pendulum ke 0.7728.
Sementara pasangan EURUSD, masih berusaha untuk tetap bergerak ke atas dengan target berikutnya di 1.1994. Namun ada satu penghalang berat yang dapat menjadi ancaman bagi tren naik EURUSD yaitu level 76,4% Fibonacci retracement di 1.1965. Jika gagal menembus level itu, EURUSD akan terkoreksi dengan target pertama di 1925/20 dan selanjutnya di 1.1900.
Langkah bullish GBPUSD bisa terjegal jika terjadi penolakan yang kuat di level 61,8% Fibonacci retracement pada level 1.3455. Sebaliknya, jika gagal maka harga berbalik menembus support ke kisaran 1.3425- di 1.3389.
Yen masih menguat dan membuat pasangan USDJPY kembali bergerak ke selatan dari sesi kemarin di 112.64. Target selanjutnya akan mengarah ke 112.62-112.39. Kegagalannya akan membuat Dolar AS berbalik memukul dan menyeret hingga ke kisaran 112.97-113.35. (Lukman Hqeem)