ESANDAR, Jakarta – Dolar AS mundur setelah mencapai level tertinggi dalam dua tahun dalam perdagangan atas sejumlah mata uang di hari Kamis (23/05/2019). Dorongan pelemahan DOlar AS berasal dari data domestik yang lebih lemah dan potensi kejatuhan ekonomi dari perang perdagangan dengan China meningkatkan harapan untuk penurunan suku bunga tahun ini.
Sebagaimana dilaporkan bahwa penjualan rumah keluarga tunggal baru AS turun dari mendekati level tertinggi 11-½ tahun pada bulan April karena harga rebound dan aktivitas manufaktur mencapai level terendah dalam hampir satu dekade pada bulan Mei, menunjukkan perlambatan tajam dalam pertumbuhan ekonomi sedang berlangsung.
Pada perdagangan Euro, pasangan EURUSD berhasil menguat kembali secara signifikan dan menghapus kerugian harian. EURUSD menjauhi level terendah sejak Mei 2017 untuk mencetak level tertinggi harian baru dengan akselerasi tinggi. Lonjakan ini akan menjadi sinyal positif untuk EURUSD.
Pasangan ini tetap apatis pada rilis risalah rapat kebijakan ECB terakhir. Di dalamnya, bank sentral mencatat bahwa ekspektasi pemulihan dalam kegiatan ekonomi untuk semester 2 tahun ini agak mereda.
Poundsterling dalam perdagangan GBPUSD menyentuh level terendah sebelumnya. GBPUSD berada sedikit di atas level 1.2600, terendah sejak awal Januari. Namun, kemudian GBPUSD berhasil menguat kembali didukung oleh aksi jual dolar AS dan bahkan mencapai level tertinggi harian di 1,2683.
Meskipun mampu membukukan kenaikan harian setelah rebound lebih dari 50 pips yang dapat menandakan beberapa stabilisasi ke depannya, GBPUSD tidak menunjukkan momentum kekuatan di tengah ketidakpastian politik Inggris dan juga di belakang sentimen risk aversion.
USDJPY kembali tertekan oleh sentimen bearish, terutama di sesi perdagangan Amerika. Tekanan bearish ini menyeret USDJPY ke level terendah mingguan di 109.50.
Ketegangan geopolitik yang meningkat setelah Sekretaris Negara AS Mike Pompeo mengatakan raksasa teknologi China, Huawei sangat terikat dengan Partai Komunis dan menambahkan bahwa ia meyakini lebih banyak perusahaan AS akan memutuskan hubungan dengan mereka sehingga membebani sentimen pasar.
Jatuhnya pasar saham dan turunnya yields obligasi pemerintah menegaskan kembali aliran dana menuju safe haven yang kuat di pasar. Hal ini juga akan meningkatkan permintaan untuk Yen Jepang.
Hari ini, data inflasi dari Jepang akan dirilis sebagai dorongan baru.
Aussie melanjutkan pergerakan konsolidatif sideways pada perdagangan Kamis dan tetap terbatas dalam range perdagangan sempit di bawah level kritis 0,6900. Pasangan AUDUSD berusaha untuk melakukan pemulihan dan mempertahankan jarak dari level terendah multi-bulan di tengah kekhawatiran atas perang dagang AS-China.
Ketegangan perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia itu semakin meningkat menyusul laporan bahwa Trump mengusulkan untuk memasukkan lima perusahaan China ke daftar hitam lagi. Selain itu, dikabarkan pula bahwa Menteri Keuangan Steven Mnuchin mengurungkan niatnya untuk bertolak ke Beijing guna melanjutkan pembicaraan dagang selanjutnya.
Pasar juga mulai mengantisipasi jika RBA akan memangkas suku bunga lebih cepat dari sebelumnya, menambah sentimen negatif terhadap AUDUSD. (Lukman Hqeem)