Akis jual marak terjadi di bursa saham global atas ketakutan investor.

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.


Indeks Dow Jones turun sebanyak 699 poin, sebelum ditutup 546 poin atau 2,1 persen di level 25.053. Dalam dua hari perdagangan, Indek Dow Jones kehilangan hampir 1,400 poin.

Sementara Indek S & P 500 turun 57,31 poin, atau 2,1%, ke 2,728.37. Tercatat sebagai penurunan beruntun dalam enam sesi perdaganga, terpanjang sejak penurunan sembilan hari pada November 2016. Semua sektor saham di bursa S & P 500 berakhir merah. Dipimpin sektor energi dan keuangan.

Indek Nasdaq merosot 92,99 poin, atau 1,3%, menjadi 7.329,06 setelah sempat jatuh ke wilayah koreksi. Ketiga indeks berakhir di bawah rata-rata pergerakan 200 hari mereka, yang mengindikasikan momentum jangka panjang.


Indikator ekonomi AS terkini menunjukkan adanya Inflasi yang stabil. Inflasi bulanan yang diterbitkan oleh Biro Statistik AS pada hari Kamis mengungkapkan bahwa CPI naik 0,1% secara bulanan pada bulan September dan tingkat tahunan turun menjadi 2,3% dari 2,7% pada bulan Agustus. Angka ini di bawah perkiraan analis sebesar 2,4%.

Beberapa analis berpendapat bahwa the Fed tidak mengejar inflasi, namun juga tidak berusaha untuk meredam ekonomi yang terlalu panas. Fed mengejar lingkungan tingkat ‘normal’ dan akan terus melakukannya selama pertumbuhan ekonomi bertahan.


Bursa saham Asia masih melanjutkan penurunannya. Hasil perdagangan di Wall Street membayangi perdagangan. Investor merasa ketakutan dengan kenaikan bunga obligasi AS, yang terbukti menarik investor untuk melepas saham dan membeli aset tersebut.

Indek Hang Seng, turun 1.068 poin, atau jatuh 4,1 % , menjadi 25.125,22 ke posisi terendah sejak Mei tahun lalu. Kemudian menguat menjelang penutupan ke level 25.266,37 atau memangkas penurunan hingga hanya 926,70 poin, atau 3,54 % saja. Penurunan ini sekaligus tercatat sebagai koreksi terbesar sejak 6 Februari 2018, dimana saat itu turun 5,1 %. Aksi jual di sektor saham teknologi meluas. Saham Tencent Holdings, jatuh 6.8 %.


Bursa saham Tokyo mengalami nasib serupa. Indeks Nikkei sempat jatuh lebih dari 1.000 poin, meskipun akhirnya ditutup minus 915,18 poin, atau 3,89 %, pada level 22.590,86. Ini merupakan penyelesaian transaksi terburuk sejak 10 September silam. Investor terpukul oleh kenaikan tajam Yen terhadap dolar. Suku bunga yang tinggi mengikis nilai saham, hingga mendorong investor institusional melepas posisi.


Kospi anjlok lebih 4 % oleh aksi jual, bahkan saham disektor teknologi berada dalam kinerja terburuk. Investor gelisah dengan naiknya bunga Obligasi AS. Selain itu, muncul kekhawatiran atas gangguan pertumbuhan ekonomi global. Sebagaimana IMF peringatkan bahwa Perang Dagang AS – China, dapat menyebabkan penurunan mendadak dan memicu koreksi yang luas di pasar modal global. (Lukman Hqeem)