ESANDAR, Jakarta – Bursa saham Wall Street berguguran pada perdagangan hari Kamis (04/10) setelah suku bunga obligasi negara Amerika Serikat (AS) menyentuh rekor tertinggi dan menjadi sentimen negatif bagi investor.
Imbal hasil surat hutang negara ini melonjak hampir 12 basis poin menjadi 3.23 %. Ini merupakan imbal hasil tertinggi sejak pertengahan 2011 setelah data pembayaran gaji swasta lebih kuat dari perkiraan. Pelaku pasar khawatir, dengan kenaikan dua hari beruntun hingga diatas 10 basis poin, menjadi catatan dan pertimbangan untuk rehat sejenak dari pasar.
Selain itu, indeks non-manufaktur ISM dilaporkan naik, menyentuh level tertingginya. Indek ini melonjak 3.1 poin menjadi 61.6 pada bulan lalu, tertinggi sejak Agustus 1997. Data lainnya adalah ADP akan adanya rekrutmen swasta sebanyak 230.000 pekerja pada bulan September, kenaikan terbesar sejak Februari.
Data optimis ini diikuti pernyataan Gubernur Jerome Powell, dengan nada optimis bahwa Bank Sentral AS dapat menaikkan suku bunga di atas perkiraan “netral” karena kondisi ekonomi yang “sangat positif”.
Indek Dow Jones anjlok 200,91 poin ke 26.627,48, Indek S&P 500 turun 0,8% ke posisi 2.901,61, dan Indek Nasdaq 1,8% menjadi 7.879,51. Dow Jones sempat turun 356 poin dan mencatatkan penurunan terdalamnya sejak 10 Agustus. Perdagangan hari Kamis juga menjadi hari yang terburuk bagi bursa S&P 500, terkoreksi secara dalam sebesar 1,5%, terdalam sejak 25 Juni akibat jatuhnya saham-saham di sektor komunikasi dan teknologi. Pun juga bursa Nasdaq yang mencatatkan kinerja terburuknya sejak 25 Juni dengan melemah tajam setelah saham Facebook, Netflix, dan Alphabet rontok lebih dari 2%.
Sebelumnya, bursa saham di Asia juga berada di zona merah. Data ekonomi AS yang kinclong mendorong bunga obligasi AS naik ke level tertingg. Ini meningkatkan kekhawatiran bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga secara agresif. Sementara pasar Cina masih tetap tutup sepanjang minggu untuk liburan Hari Nasional. Indeks Hang Seng Hong Kong jatuh 467.39 poin atau 1.73 % menjadi 26,623.87.
Bursa Saham Jepang ditutup lebih rendah oleh melemahnya yen dan dampak penurunan di Wall Street sebelumnya. Indek Nikkei turun 135.34 poin atau 0.56 % menjadi 23,975.62. Kenaikan imbal hasil obligasi AS mampu membuat saham Mitsubishi UFJ Financial dan Sumitomo Mitsui naik sekitar 3%. Saham SoftBank Group naik 1.3 % setelah mengumumkan kerjasama dengan Toyota. Namun, saham raksasa kosmetik Shiseido Co. turun 4.7 % karena laporan meningkatnya pemeriksaan pabean di China pada warga negaranya yang kembali dari perjalanan luar negeri.
Kospi terus merosot, dengan 152 persen, menjadi ditutup pada 2,274.49, menyusul laporan berita bahwa Gubernur Bank Korea Lee Ju-yeol mengisyaratkan kemungkinan kenaikan suku bunga di kemudian hari pada bulan Oktober. Saham-saham kosmetik Korea Selatan turun. Amorepacific turun 13.04 % dan Cosmax turun 9.91 %. (Lukman Hqeem)