ESANDAR, Jakarta – Menurut Biro Statistik Nasional Cina, aktifitas bisnis mendingin kembali pada bulan Juli, dimana laju investasi melambat pada posisi terendah selama dua dekade terakhir.
Pada Selasa (14/08) pemerintah mengeluarkan data dengan menunjukkan bahwa ekonomi Cina menghadapi angin sakal di tengah meningkatnya ketegangan Perang Dagang dengan AS. Pertumbuhan Investasi di daerah non-pedesaan Cina naik 5,5% pada periode Januari-Juli dari tahun sebelumnya. Itu merupakan level paling lambat sejak akhir tahun 1999.
Angka tersebut juga lebih lambat dari periode Januari-Juni yang naik 6%, dan lebih rendah dari perkiraan yang dilakukan oleh Wall Street Journal dimana diperkirakan bisa tumbuh 6% pula.
Sementara itu, angka penjualan ritel di Cina naik 8,8% pada Juli dari tahun sebelumnya, melambat dari 9,0% peningkatan tahun pada bulan Juni dan lebih rendah dari perkiraan ekonom sebesar 9,0%. Penjualan ritel meningkat 0,67% pada Juli dari Juni. Pada bulan Juni, penjualan ritel naik 0,74% direvisi dari bulan sebelumnya.
Produksi industri Cina naik 6,0% pada Juli dari tahun sebelumnya, tidak berubah dari kenaikan 6,0% di bulan Juni tetapi kurang dari perkiraan 6,4% rata-rata ekonom yang disurvei oleh The Wall Street Journal. Produksi industri naik 0,48% pada Juli dari Juni. Pada bulan Juni, naik 0,36% dari bulan Mei.
Tingkat pengangguran yang di survei pada perkotaan secara nasional mencapai angka 5,1% bulan lalu, sedikit lebih tinggi dari 4,8% pada Juni, kata biro statistik. (Lukman Hqeem)