ESANDAR, Jakarta – Bursa saham Asia bergerak variatif pada awal perdagangan hari Kamis (09/08) setelah pergerakan yang diredam di AS dan Eropa semalam.
Dari Tokyo dikabarkan bahwa Indeks Nikkei juga mulai melemah, terhambat oleh uptick lebih lanjut untuk yen, tetapi saham Cina menguat meski meningkatnya ketegangan perdagangan. Bursa saham Jepang tertinggal di tengah kekhawatiran perang dagang AS – Cina dan penguatan yen, dolar dalam perdagangan USDJPY jatuh ke posisi terendah sepanjang sesi di ¥ 110,78 dibandingkan ¥ 110,95 pada akhir perdagangan New York.
Indek Nikkei turun 0,3%, dimana sektor perminyakan dan produk batubara memimpin jalan penurunan ini, dengan tergelincir 2,3% menyusul jatuhnya harga minyak dalam perdagangan di bursa As semalam. Saham Jepang Petroleum jatuh 8,5%. Sementara raksasa perawatan kulit Jepang Shiseido menguat kuat setelah turun dengan aksi jual yang tajam pada hari Rabu.
Laporan pendapatan yang kurang memuaskan menjadi penggerak kali ini, di mana ia mengangkatnya sebagai pedoman tahunan. Sehari setelah ditutup turun 4,4%, saham naik 6,5% pada hari Kamis. Saham Shiseido telah melonjak 48% tahun ini.
Setelah dimulai dengan penurunan moderat, bursa saham Cina berusaha bangkit kembali bahkan setelah kemunduran yang cukup besar pada hari Rabu. Terbantu dengan sejumlah sentimen, dimana data angka inflasi yang dilaporkan lebih tinggi dari yang diperkirakan untuk bulan lalu.
Ini menandai kemungkinan adanya kenaikan permintaan. Indek Shanghai naik 0,8% dan Indek Shenzhen melonjak 1,6%. Sektor Konsumen adalah pemain utama sumber kenaikan ini meskipun saham di sektor minyak meluncur turun.
Bursa Saham Hong Kong juga menguat setelah menderita kerugian di awal perdagangan. Indek Hang Seng naik 0,3%, untuk siap mencatat kenaikan beruntun keempatnya. Sementara turunnya stok minyak dunia tidak sontak membuat emiten perminyakan naik. Saham PetroChina dan CNOOC justru turun lebih dari 1%.
Saham properti juga di bawah tekanan setelah kreditor besar dari bank-bank lokal mengumumkan rencana untuk akhirnya menaikkan suku bunga, sekaligus menandakan akhir untuk satu dekade biaya pinjaman rendah. Saham Hang Lung Properties dan New World Development turun lebih 1%.
Indek KOSPI Korea Selatan turun 0,1%, dimana saham Hyundai turun 1%. (Lukman Hqeem)