ESANDAR, Jakarta – Kenaikan tajam sejumlah saham teknologi di NASDAQ pada perdagangan awal minggu ini, menjadi pendorong kenaikan saham-saham di sektor teknologi bursa saham Asia.
Baik di bursa saham Hong Kong, Tokyo dan Seoul, semua menguat oleh kenaikan saham Apple dan Amazon. Indek Nasdaq sendiri membukukan rekor tertinggi sejak 12 Maret silam. Saham teknologi mencapai rekor tertinggi multi-tahun pada hari Selasa (05/06).
Sentimen positif terhadap sektor teknologi didukung oleh rekor kenaikan saham Apple yang melonjak tajam di tengah konferensi WWDC. Kabar akuisisi Microsoft terhadap firma pengkodean perangkat lunak GitHub juga ikut mendorong kenaikan sektor ini. Sektor ini terlalu jauh menggelembung dengan kelebihan valuasi, namun demikian masih dapat diterima nilainya.
Baik Indek Hang Seng Hongkong dan KOSPI Korea Selatan, sama-sama menguat. Indek Nikkei Jepang nampak seperti kehabisan tenaga dalam upaya menembus level resistensinya. Tertahan dibatas pergerakan harga dalam 25 hari.
Melemahnya Yen Jepang disatu sisi dan membaiknya ekonomi AS memberikan dukungan Nikkei. Sektor eksportir Jepang, mendapat berkah dengan kondisi ini. Nikkei mendapat sokongan oleh sentiment fundamental, Para pelaku pasar berharap pertumbuhan pendapatan lebih dari 10 % pada tahun keuangan ini.
Saham Softbank melonjak 2.2 %, sementara Tokyo Electron dan Advantest masing-masing naik 1.3 %. Di tengah berlanjutnya kelesuan dalam harga minyak, harga minyak dan batubara turun 2%. Akibatnya saham-saham yang terkait mencatat performa buruk. Saham pertambangan bahkan jatuh 2.7%.
Dari Eropa dikabarkan bahwa Perdana Menteri Italia Guiseppe Conte menjanjikan adanya perubahan yang radikal. Pemerintah akan memperkenalkan tingkat penghasilan dasar baru yang berlaku secara umum dan akan bersikap keras dalam isu imigrasi.
Sementara pemerintah Inggris bersedia memberi Twenty-First Century Fox lampu hijau sementara untuk membeli Sky jika setuju untuk menjual saluran Sky News. Jika tawaran Fox untuk Sky disetujui, itu bisa memicu perang penawaran dengan Comcast. Saham Sky sendiri naik hampir 0.3 %.
Meski Indek Nasdaq mencapai rekor tertinggi, kedua indeks AS lainnya berakhir datar. Dow Jones dan S&P 500 jatuh karena Wall Street mengkhawatirkan Perang Dagang AS dan mitra dagangnya. AS tetap akan memberlakukan tarif impor baja dan aluminium dari Uni Eropa, Kanada dan Meksiko dan belum ada terobosan besar dari putaran pembicaraan perdagangan terbaru dengan Cina.
Indikator ekonomi AS terkini menyatakan bahwa, indeks non-manufaktur ISM berada di angka 58.6 pada bulan Mei, diatas ekspektasi 57.6. Mendorong Dolar AS tetap kuat. Indek Dolar AS bertahan di 94. (Lukman Hqeem)