ESANDAR, Jakarta – Kondisi Timur Tengah makin memanas. Amerika Serikat dan sekutunya, Inggris dan Prancis berunding pada Kamis (12/04) mengenai rencana untuk melakukan serangan militer ke Suriah.
Perundingan ini sebagai reaksi atas serangan senjata kimia yang dicurigai dilakukan oleh Suriah. Sejumlah pembahasan mencakup perbedaan diantara Sekutu mengenai ruang lingkup dan tujuan serangan militer yang akan dijalankan.
Presiden Donald Trump sendiri bertemu dengan tim keamanan nasionalnya untuk mempertimbangkan opsi militer sementara Presiden Suriah Bashar al-Assad berusaha membatasi dampak dari serangan yang diharapkan dengan memindahkan pesawat tempur di bawah perlindungan pertahanan udara Rusia.
Sementara para pejabat di ketiga negara mengatakan sekarang ada bukti definitif bahwa pasukan Bashar al Assad menggunakan senjata kimia akhir pekan lalu untuk membunuh lusinan warga sipil. Sekutu sejauh ini belum memberikan rencana sanksi apa karena Pentagon memperingatkan tentang risiko salah perhitungan.
Sehari sebelumnya, dalam sebuah cuitan di Twitter, Donald Trump mengisyaratkan akan melakukan tindakan balasan atas serangan rudal jelajah. Namun Menteri Pertahanan Jim Mattis memberikan ketarangan kemudian bahwa perlu tindakan kehati-hatian dalam diskusi Kamis kemarin. Sembari menunjukkan bahwa AS dan sekutunya harus secara hati-hati mengkalibrasi setiap serangan untuk memastikan bahwa itu tidak memicu konflik yang lebih luas dengan dua pendukung terbesar Suriah, Rusia dan Iran. (Lukman Hqeem)