Presiden Donald Trump dalam cuitannya Tidak pernah mengatakan kapan serangan terhadap Suriah akan terjadi. Bisa jadi segera atau tidak secepat itu

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Bursa saham AS ditutup naik solid pada Kamis (12/04). Sejumlah investor melihat seperti mengabaikan berita dan tweet terbaru yang datang dari Gedung Putih mengenai Perang Dagang dan Suriah. Investor lebih fokus ke pada sejumlah laporan laba yang akan dipaparkan emiten, dimulai pada hari Jumat ini.

Masalah geopolitik tampaknya memudar setelah Presiden Donald Trump mencuitkan dalam akun twitter bahwa serangan militer terhadap Suriah mungkin tidak akan terjadi. Padahal, meningkatnya ketegangan di negara Timur Tengah dilihat sebagai penyumbang utama kelemahan di sesi hari Rabu.

Indek Dow Jones naik 1.2%, atau 293.60 poin, menjadi 24,483.05. Indek S&P 500 berakhir 21,80 poin, atau 0,8%, menjadi 2.663,99. Indek Nasdaq naik 71.22 poin, atau 1%, menjadi 7.140.25.

Kenaikan hari itu luas, dimana 24 dari 30 komponen Dow Jones naik, bersama dengan 6 dari 11 sektor S & P 500. Saham-saham di sektor keuangan memimpin kenaikan ini dengan naik 1,8%. Investor memburu saham keuangan menjelang bank-bank besar melaporkan hasil di sesi mendatang.

Kekhawatiran geopolitik terus bergerak pasar setelah Trump pada hari Rabu mengisyaratkan dalam sebuah tweet bahwa serangan rudal terhadap Suriah tidak jauh, mengatakan, “Bersiaplah, Rusia.” Tapi Kamis pagi, sebuah tweet segar dari Trump terdengar kurang garang, karena Presiden memposting: “Tidak pernah mengatakan kapan serangan terhadap Suriah akan terjadi. Bisa jadi segera atau tidak secepat itu! ”

Kemungkinan serangan Barat terhadap Presiden Suriah Bashar al-Assad, yang didukung oleh Rusia, telah berkembang sejak serangan senjata kimia yang dituduh pemerintah menewaskan warga sipil di Damaskus selama akhir pekan.

Amerika Serikat dan sekutunya, Inggris dan Prancis berunding pada Kamis (12/04) mengenai rencana untuk melakukan serangan militer ke Suriah.

Perundingan ini sebagai reaksi atas serangan senjata kimia yang dicurigai dilakukan oleh Suriah. Sejumlah pembahasan mencakup perbedaan diantara Sekutu mengenai ruang lingkup dan tujuan serangan militer yang akan dijalankan.

Presiden Donald Trump sendiri bertemu dengan tim keamanan nasionalnya untuk mempertimbangkan opsi militer sementara Presiden Suriah Bashar al-Assad berusaha membatasi dampak dari serangan yang diharapkan dengan memindahkan pesawat tempur di bawah perlindungan pertahanan udara Rusia.

Sementara para pejabat di ketiga negara mengatakan sekarang ada bukti definitif bahwa Suriah menggunakan senjata kimia akhir pekan lalu untuk membunuh lusinan warga sipil. Sekutu sejauh ini belum memberikan rencana sanksi apa karena Pentagon memperingatkan tentang risiko salah perhitungan. (Lukman Hqeem)