Donald Trump - America First

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Pemerintahan Presiden Donald Trump bahkan berencana untuk meningkatkan tekanan terhadap Cina dalam Perang Dagang ini. Gedung Putih sangat yakin bahwa strategi garis kerasnya berhasil.

Pemerintah akan menitik beratkan tekanan tarif baru dan mengancam untuk memblokir investasi teknologi Cina di AS, demikian menurut para sumber sebagaimana dikutip Marketwatch.

Langkah tambahan ini datang ketika Presiden Donald Trump telah mengatakan kepada para pejabat senior pemerintahannya untuk menyelidiki kemungkinan AS bergabung dengan Trans-Pacific Partnership. Kebijakan ini sebetulnya berbalik dengan apa yang dijanjikan oleh Trump. Namun keinginan untuk lebih menantang Cina nampaknya lebih dominan.

Disisi lainnya, Cina juga tak kalah diam. Menghimpun barisan dengan negara lain untuk melawan dominasi Amerika Serikat. Cina merangkul Eropa dan sejumlah negara lain baik di Asia dan Afrika dalam berbagai bentuk kerjasama bilateral dan multilateral.

Pejabat Cina di Eropa, mengatakan perlunya negara-negara itu bekerja sama, terutama Eropa, yang perusahaannya dapat mengambil manfaat jika China bereaksi terhadap tekanan yang ditingkatkan dengan membalas terhadap AS. Seperti diketahui, Beijing telah menanggapi serangan awal dari Washington dalam perang dagang ini dengan membalas mengenakan sejumlah tarif balasan atas komoditi AS mulai dari produk sektor pertanian hingga pesawat terbang.

Pejabat pemerintah AS masih akan memperinci lagi sejumlah komoditi Cina lewat Perwakilan Perdagangan AS, pada awal minggu depan, untuk menilai produk mana yang akan dimasukkan dalam daftar barang dengan tariff khusus. AS mentargetkan pengenaan tariff senilai $ 100 miliar atas barang-barang Tiongkok yang dikenakan tarif impor 25%.

Daftar kedua ini diluar daftar sebelumnya yang telah mengenakan tariff awal sebesar $ 50 miliar dalam impor Cina tidak termasuk beberapa barang kebutuhan pokok seperti pakaian, ponsel atau sepatu, untuk meminimalkan dampak konsumen dan membatasi kritik domestik.

Sejumlah ahli perdagangan mengatakan bahwa semakin banyak daftar barang yang disasar untuk dikenakan tariff , membuat pemasukan barang-barang konsumsi menjadi tidak terelakkan.

Pada saat yang sama, Departemen Keuangan sedang menyusun larangan tajam atas investasi Cina dalam teknologi AS, baik dengan akuisisi, usaha patungan, lisensi atau pengaturan lainnya, menurut seorang pejabat senior pemerintah AS. (Lukman Hqeem)