ESANDAR, Jakarta – Kamis malam waktu setempat, Perang Dagang akan semakin memanas. Setelah penutupan Bursa Saham AS, Presiden Donald Trump mengidentifikasi tariff tambahan senilai $100 milyar atas produk Cina. Pernyataan ini sontak mengejutkan pasar dan mendorong jatuhnya bursa berjangka.
Baik AS dan Cina sebelumnya telah mentaksir tariff baru senilai $50 milyar diantara komoditas kedua negara tersebut. Eskalasi Perang dagang meningkat setelah Donald Trump telah meminta Perwakilan Perdagangan Amerika Serikat untuk mengidentifikasi $ 100 miliar lainnya kedalam potensi tarif pada barang-barang Cina.
Indeks saham berjangka turun sebagai respons, Indek S&P 500 futures, Indek Dow Jones futures dan Indek Nasdaq-100 futures semua jatuh lebih dari 1%.
Ini merupakan babak baru dalam sepekan Perang Dagang. Donald Trump sebelumnya telah mengumumkan $ 50 miliar dalam tarif yang diusulkan untuk barang-barang yang diimpor dari Cina. Cina juga sebaliknya menanggapi dengan mengumumkan sekitar len$ 50 miliar dalam tarif yang diusulkan untuk barang-barang AS. Cina juga mengeluh kepada Organisasi Perdagangan Dunia tentang tarif AS.
Dalam pernyataannya Kamis, Trump sekali lagi mengutip “praktik perdagangan gelap” Cina untuk tarif, mengklaim bahwa mereka telah menghancurkan pabrik dan pekerjaan Amerika. Dia menyebut tarif yang diusulkan Cina sebagai “pembalasan yang tidak adil” untuk dirinya sendiri, dan meminta USTR untuk mengidentifikasi produk yang dapat menaikkan lagi tarif $ 100 miliar.
Trump sendiri menghadapi sejumlah penolakan dari kelompok kepentingan bisnis AS karena Cina mengumumkan tarif balasan terutama dari sektor pertanian. Para petani AS bisa kesulitan menjual barang-barang mereka di Cina. Meskipun Trump dalam pernyataannya di hari Kamis mengatakan bahwa dia juga mencari pendekatan yang akan membantu petani yang dirugikan oleh pungutan ini.
“Saya juga telah menginstruksikan Sekretaris Pertanian, dengan dukungan anggota lain dari Kabinet saya, untuk menggunakan otoritasnya yang luas untuk menerapkan rencana untuk melindungi petani dan kepentingan pertanian kami,” katanya. (Lukman Hqeem)