Harga emas mencoba untuk tetap bertahan diatas 1320

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Harga Emas berjangka ditutup lebih rendah pada hari Kamis, oleh penguatan dolar AS. Sementara bursa saham menguat dan memperpanjang kenaikan sejak hari Rabu, karena kekhawatiran tentang bentrokan perdagangan antara AS dan Cina sedikit mereda. Harga emas untuk kontrak bulan Juni, turun $ 11,70, atau 0,9%, menjadi $ 1,328.50 per troy ons.

Pada perdagangan sebelumnya, harga logam mulia naik setelah Cina membalas dengan memberlakukan tarif hingga 25% pada 106 kategori produk Amerika. Hal ini meningkatkan ketegangan dalam konflik perdagangan yang paling mendidih antara Washington dan Beijing. Konfrontasi ini telah memberikan tumpangan bagi harga emas dan aset berlindung lainnya yang cenderung menarik pada saat terjadi ketidakpastian dalam ekonomi global.

Koreksi harga emas terdorong penguatan Dolar AS, dimana Indek Dolar AS DXE naik 0.4%. Secara teknis, koreksi harga emas juga dipicu oleh kegagalan emas menembus level resistensinya. Sejauh ini, level resistensi harga emas terdekat adalah di sekitar $ 1,350 dan $ 1,360 per troy ons.

Sementara itu, bursa saham meningkat tajam. Perubahan dramatis hari Rabu membantu Indek Nasdaq berakhir di wilayah positif untuk tahun ini. Indek S&P 500 selesai dengan aman di atas rata-rata pergerakan 200 hari untuk sesi kedua berturut-turut, menjadi semacam tanda positif untuk tren momentum jangka panjang.

Indikator ekonomi AS menunjukkan Klaim pengangguran awal AS melonjak 24.000 hingga 242.000 dalam tujuh hari yang berakhir 31 Maret, demikian ungkap pemerintah AS pada Kamis (05/04). Ekonom yang disurvei oleh MarketWatch telah meramalkan klaim total 225.000, tetapi tetap sangat rendah dan mencerminkan pasar tenaga kerja terbaik dalam beberapa dekade.

Sementara itu, defisit neraca perdagangan AS naik 1,6% pada bulan Februari dan tetap mendekati level tertinggi 10 tahun. Ini menggarisbawahi pekerjaan rumah pemerintahan Donald Trump yang tampaknya hampir mustahil untuk diselesaikan secara dramatis dalam mengurangi kesenjangan seperti yang telah dijanjikan saat kampanye pemilihan presiden 2016 silam. (Lukman Hqeem)