ESANDAR, Jakarta – Sebagai negara dengan perekonomian terbesar kedua, Cina tak gentar dengan kebijakan tarif AS. Sebaliknya, mereka balas memukul dengan mengenakan sejumlah tariff atas produk AS pula.
Tindakan balasan Cina ini, meskipun pelaku pasar telah meyakini akan terjadi, tetap saja menimbulkan kepanikan. Aksi jual melanda perdagangan bursa saham. Dow Jones anjlok hingga diatas 700 poin sementara Hang Seng turun lebih dari 1000 poin. Baik dalam jangka pendek dan panjang sekalipun, investor takut akan kebangkrutan pasar.
Hal lain yang dikhawatirkan adalah balasan di pasar Obligasi AS. Cina adalah negara pemegang obligasi AS terbesar. Jika Cina menarik keluar dari pasar obligasi AS, akan menjadi pengungkit perang dagang ini pada babak yang mengerikan. Kemungkinan ini kecil dan sepertinya tak masuk akal, namun siapa yang dapat menduga sebuah kebijakan dan pasar sekalipun.
Disisi lain, kondisi ekonomi global juga rapuh. Data ekonomi Eropa, Jerman dan Perancis sedikit mengecewakan, sehingga data ini menambah kegugupan pasar.
Kondisi dalam negeri AS juga demikian, krisis politik di Washington meredupkan kredibilitas Pemerintahan Trump. Pergantian sejumlah pejabat pemerintah yang tergesa-gesa menambah ketidak stabilan politik AS.
Peristiwa penggunaan data pengguna Facebook dalam kampanye pemilihan presiden AS pada 2016, menambah runyam kondisi saat ini. Pasar tertekan dengan jatuhnya saham facebook. Sementara secara politik, semakin memperburuk kondisi AS. Terlebih dengan skandal Trump dengan bintang porno Stormy Daniels, semakin memperburuk citra Donald Trump saat ini.
Sementara para pedagang memperdebatkan tingkat hawkish FOMC setelah “Jittery Jay” mendorong titik FOMC jangka panjang lebih tinggi, mereka benar-benar kewalahan oleh penghindaran risiko dan semua tetapi menyerah pada strategi mata uang dan mengikuti arus.
Implikasi kebijakan saat ini akan berimbas pada pasar uang dimana Yen akan berpotensi terus menguat. Dolar AS bisa saja mencuri kesempatan untuk menekan lebih lanjut, memanfaatkan momentum pertemuan G10 atau dengan kebijakan penyesuaian the Fed. Namun dalam skala yang luas, Dolar AS harus meregang. Yen akan menjadi penerima manfaat dari upaya menghindari resiko secara global. Level 105 terlihat dalam jangka pendek sebelum mengkonfirmasi lebih jauh. Euro secara umum sedang tertekan oleh malaise risk-off tetapi mengalami banyak kesulitan untuk bisa mendapatkan kembali ketenangan setelah IMP Uni Eropa tertindas.
Risk off yang dilakukan investor akan semakin mendorong perburuan ke Emas. Dimana perang dagang akan membuat aksi jual pasar ekuitas global dan memberikan perangsang untuk harga emas. Investor akan memutar investasi keluar dari pasar ekuitas ke Emas. (Lukman Hqeem)