Harga Emas Naik, Dolar AS Melempem

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Harga Emas berjangka naik pada perdagangan akhir pekan. Menembus harga $1.342. Logam mulia melacak dolar yang terkurung oleh tanda-tanda Federal Reserve akan mematuhi skrip yang lebih konservatif dengan kebijakan suku bunga tahun ini.

Harga untuk logam kuning sempat mengetuk sesi rendah sebagai indeks dolar patokan menemukan dukungan moderat setelah Presiden Donald Trump menandatangani kebijakan tariff baru terhadap Cina. Trump telah melontarkan peluru yang memulai perang dagang dengan Cina. Dimana Cina sebagaimana telah bersumpah akan membalas perlakukan ini dengan mengambil tindakan serupa. Cina menetapkan sejumlah tariff baru atas produk AS, khususnya sektor pertanian.

Babak baru perang dagang telah dimulai, dimana resiko perang ini akan menjadi sentiment positif bagi harga emas. Investor cenderung percaya perang perdagangan akan menyebabkan inflasi harga yang lebih besar.

Sebelumnya harga emas terbantu dengan keputusan Fed pada hari Rabu. Bukan masalah kenaikan suku bunga, karena hal ini sudah diantisipasi pasar. Namun lebih kepada sikap The Fed yang dianggap lebih dovish. Mereka menetapkan kenaikan suku bunga tahun ini sebanyak tiga kali. Bukan itu saja, hingga tahun 2019-2020 telah ditetapkan pula target kenaikan suku bunganya.

Investor di pasar keuangan sebelumnya berharap The Fed akan bersikap lebih hawkish. Namun kebalikannya, dan menaikkan suku bunga acuannya sebesar seperempat persen poin. Kepentingan spekulatif sering memperpanjang dolar menjelang pertemuan Fed di mana mereka mengharapkan kenaikan suku bunga, dan mengantisipasi bahwa dolar akan naik pada suku bunga yang lebih tinggi. Sebaliknya mereka juga meninggalkan emas, mengharapkan emas jatuh setelah kurs naik.

Beberapa hari dan minggu kemudian, setelah kenaikan suku bunga diumumkan, mereka akan melepas perdagangan untuk mengambil keuntungan yang mereka buat, menjual dolar dan membeli kembali emas. Itulah yang terjadi dalam masa sebulan setelah empat dari lima kenaikan suku bunga sebelumnya dalam siklus normalisasi saat ini. Itu pula yang diperkirakan dalam waktu dekat setelah kenaikan Rabu, kemarin.

Pendek kata, harga emas akan menguat entah saat ini dengan sentiment pasar atau secara siklus akan mengikuti aksi jual yang terjadi dipasar uang dan membawa kembali investasi dari sana ke pasar komoditi emas.

Sebelumnya, indeks Dolar AS naik tipis 0,1% menjadi 89,887, tetapi telah menghabiskan waktu keduanya lebih tinggi dan lebih rendah pada hari Kamis. Emas dan dolar biasanya bergerak terbalik, karena pergerakan di unit A.S. dapat mempengaruhi daya tarik komoditas ke pemegang mata uang lainnya.

Suku bunga yang lebih tinggi dapat mendorong dolar ke utara dan mengurangi daya tarik dari logam mulia yang nonyielding, tetapi pemegang emas juga mengawasi untuk memastikan kenaikan suku bunga Fed berada di depan kurva dalam inflasi, dimana emas biasanya bertindak sebagai aset lindung nilai.

Harga emas nampaknya akan kebal dengan kebijakan pengetatan Fed. Pengetatan yang akan dilakukan the Fed telah diperhitungkan ke dalam harga emas.