ESANDAR, Jakarta – Pada perdagangan Jumat (15/12/2017) ini dolar AS kemungkinan masih berusaha mempertahankan penguatannya. Data aktifitas pabrikan atau manufaktur AS diharapkan menjaga sentiment positif.
Pada perdagangan Kamis kemarin, Dolar AS berhasil menekan sejumlah mata uang utama lainnya dan emas. Hal ini mengakibatkan EURUSD ditutup melemah di level 1,1777. GBPUSD ditutup menguat di level 1,3431, AUDUSD ditutup menguat di level 0,7665 dan USDJPY ditutup melemah di level 112,41. Sekaligus membuat harga emas kontrak Februari di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup menguat $6,70 atau 0,54% di level $1255,30 per troy ons.
Sejauh ini tren dolar AS masih positif meski. Aksi beli kembali pasca pelemahan sebelumnya mengindikasikan hal itu. Sementara laju inflasi AS masih menjadi penghalang utama kenaikan mata uang AS. Hingga kini, pertumbuhan ekonomi AS masih gagal mencapai target inflasi bank sentral. Meski demikian, beberapa pihak optimis bahwa situasi di tahun depan berpeluang lebih baik.
RUU Perpajakan yang telah mencapai kesepakatan di tingkat Eksekutif, akan mendorong penguatan Dolar AS. Hal yang perlu diperhatikan adalah laju PDB AS dan bagaimana dampaknya terhadap defisit anggaran pemerintahan AS yang melebar.
Hasil Fed meeting yang lalu memang tidak mengejutkan banyak pihak bahwa suku bunga tetap naik 25 basis poin diiringi dengan akan naiknya suku bunga 3 kali lagi di tahun depan. Namun yang menjadi penarik perhatian adalah beberapa anggota rapat suku bunga tersebut kuatir dengan sulitnya kenaikan laju inflasi AS tersebut.
Inflasi AS bisa naik dengan didukung oleh pembatasan impor barang yang memang selama ini menjadi poin utama gagalnya kenaikan harga di AS. Serbuan produk luar ini membuat kondisi industri dalam negeri AS masih terseok-seok sehingga sisi peningkatan upah masih sulit sulit diterapkannya. Selain itu dolar AS bisa lebih diperlemah agar sisi barang dalam negeri AS bisa lebih diterima diluar negeri seperti contoh kasus di Inggris yang inflasinya tinggi karena mata uangnya melemah.
Setelah BoE, ECB dan SNB menentukan suku bunga dan tidak mengubah sama sekali kebijakan moneternya, kami melihat sisi ECB yang tetap mempertahankan paket stimulusnya hingga September tahun depan, masih membuat euro tidak dalam pihak yang diuntungkan untuk menguat dan masih bisa membuat emas bertahan dengan sisi beli juga.
Data neraca perdagangan Eropa akan ditunggu pasar sore ini, tampaknya dengan melihat sisi penguatan euro di bulan lalu, maka sisi penerimaan ekspor masih kalah dengan sisi pengeluaran untuk impornya sehingga surplus perdagangan Eropa bisa menyempit, dan ini tentu bukan berita bagus buat euro.
Data aktifitas pabrikan terindikasi menurun, dimana dengan data persediaan bisnis yang semalam dinyatakan mengalami penurunan. Disisi lain, angka penjualan eceran yang meningkat tajam maka berarti kinerja sektor industri atau manufaktur AS harus digenjot atau naik aktivitas dan kapasitas terpasangnya demi pemenuhan permintaan dan menghindari peningkatan impornya.
Bila ini terjadi maka sisi penguatan dolar AS masih bisa dipertahankan hingga penutupan perdagangan mingguannya dan emas bisa berakhir lagi di bawah level $1250 per troy ounce-nya. (Lukman Hqeem)