Poundsterling Berpotensi Menguat Kembali

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR – Nilai tukar pound sterling menguat pada hari Kamis (08/05/2025), menyeret dolar Australia bersamanya, setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa ia akan mengumumkan “kesepakatan dagang besar” di kemudian hari, sementara New York Times melaporkan bahwa kesepakatan tersebut akan dilakukan oleh Inggris.

Poundsterling dalam perdagangan GBP/USD naik 0,4% menjadi $1,3341 pada pukul 09:30 WIB, bahkan ketika Bank of England secara luas diperkirakan akan mengumumkan pemotongan suku bunga seperempat poin di kemudian hari. Mata uang Australia yang sensitif terhadap risiko terseret menguat pula. Dalam perdagangan AUD/USD, melonjak hingga 0,6% terhadap dolar AS, dan dolar Selandia Baru juga naik sebanyak 0,5%.

Dalam posting-annya di platform Truth Social, Trump mengatakan bahwa ia akan mengadakan konferensi baru pada pukul 14.00 GMT mengenai “kesepakatan perdagangan besar dengan perwakilan dari negara besar dan sangat dihormati,” dan menambahkan bahwa ini akan menjadi “yang pertama dari banyak yang akan datang.” Dia tidak menyebutkan nama negara atau memberikan rincian lainnya. Minggu lalu, Trump mengatakan ia memiliki “potensial” kesepakatan perdagangan dengan India, Korea Selatan, dan Jepang.

Sebelumnya, ada berita dari New York Times, dimana para analis telah menandai peluang adanya perjanjian perdagangan AS setelah Inggris menandatangani pakta perdagangan bebas dengan India pada awal minggu ini.  Pasar bergerak dengan gagasan bahwa setiap kesepakatan perdagangan adalah berita baik, karena memberikan tingkat kejelasan tertentu dan dapat menjadi contoh bagi pihak lain untuk diikuti.

Kesepakatan perdagangan Inggris – AS dianggap sebagai salah satu negosiasi yang lebih mudah, sementara pembicaraan AS dengan Eropa dan khususnya China diperkirakan akan lebih rumit. Tentu saja yang paling ditunggu pasar adalah rincian kesepakatan tersebut. Detailnya biasanya akan sangat “mengerikan” mengingat  sebuah kesepakatan tidak akan datang secara cuma-cuma.

Para investor akan mencermati tanda-tanda situasi yang lebih cair ketika Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan kepala negosiator perdagangan Jamieson Greer bertemu dengan perwakilan dari China, yang dipimpin oleh He Lifeng di Swiss pada hari Sabtu ini. Trump sebelumnya pada hari Rabu menyarankan agar Beijing memulai perundingan, dan mengatakan dia tidak bersedia memangkas tarif pada barang-barang China untuk memelihara negosiasi.

Sementara itu, pada hari Rabu, Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) membiarkan suku bunga tidak berubah, seperti yang diharapkan secara luas, tetapi Ketua Fed Jerome Powell mengatakan tidak jelas apakah ekonomi akan melanjutkan laju pertumbuhannya yang stabil atau akan berada di bawah ketidakpastian perdagangan yang meningkat dan kemungkinan lonjakan inflasi. Dolar AS melemah terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya pada hari Kamis, mengembalikan sebagian keuntungan hari Rabu setelah Fed memperingatkan meningkatnya risiko terhadap perekonomian dari inflasi dan pengangguran yang lebih tinggi.

Bank Sentral menilai saat ini belum ada kejelasan tentang kebijakan moneter, sehingga mereka belum bisa memberikan sikap yang lebih pasti. Setidaknya, pelaku pasar memperkirakan akan ada tiga kali pemotongan suku bunga dengan masing-masing dipangkas sebesar seperempat poin pada akhir tahun ini. Kemungkinan akan dilakukan pemotongan pada bulan Juli atau September.

Dengan kata lain, FOMC tidak ingin mendahului perubahan dalam ekonomi AS. Mereka cenderung ingin menunggu data ekonomi yang lebih ‘keras’ untuk memandu tindakan kebijakannya. Sejumlah pernyataan dari Ketua Fed dan anggota FOMC lainnya akan menjadi pemandu dalam melihat prospek inflasi AS dan kebijakan moneter kedepannya. Ada risiko pernyataan publik condong ke arah agresif.

Indek dolar AS, melemah 0,2% menjadi 99.682, menghapus sekitar dua pertiga dari kenaikan hari sebelumnya. Euro dalam perdagangan EUR/USD naik 0,2% menjadi $1,1327, berbalik arah setelah penurunan 0,56% pada hari Rabu yang merupakan penurunan terbesar dalam dua minggu. Dolar AS melemah 0,1% menjadi 143,63 yen dalam perdagangan USD/JPY. Dolar AS juga turun 0,2% menjadi 0,8229 dalam perdagangan USD/CHF.