Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR – Dolar AS jatuh dari level tertingginya selama dua bulan ini terhadap sejumlah mata uang utama lainnya setelah tanda-tanda pelemahan di pasar tenaga kerja. Pelemahan ini dianggap pelaku pasar akan mendorong Bank Sentral untuk memangkas suku bunga acuan lebih cepat.

Meskipun demikian, lintasan perdagangan dolar pada akhir pekan tetap berada di jalur untuk kenaikan mingguan yang kedua berturut-turut. Sentimen positif bagi Greenbacks masih ditopang oleh angka penggajian bulanan yang sangat kuat pada minggu lalu. Indikator ini mampu mendorong para pedagang untuk tidak bertaruh pada pemangkasan setengah poin persentase pada pertemuan kebijakan Fed berikutnya.

Disisi lain, pasar menafsirkan lonjakan klaim pengangguran awal yang disampaikan pada hari Kamis dengan diperumit oleh kenaikan indeks harga konsumen (CPI) pada hari yang sama, sebagai pengingat bahwa kebijakan moneter yang ketat mungkin masih diperlukan guna mengendalikan inflasi.

Keyakinan pasar untuk pemangkasan suku bunga Fed sebesar seperempat poin pada tanggal 7 November meningkat menjadi 83,3% dari 80,3% sehari sebelumnya, dengan peluang yang tersisa untuk kebijakan tetap stabil, demikian mengutip FedWatch Tool dari CME Group. Padahal seminggu sebelumnya peluang penurunan setengah poin hanya sebesar 32,1%  dan dan peluang 67,9% untuk penurunan seperempat poin.

Indeks dolar (DXY), bergerak datar di 102,89 pada pukul 12:43 WIB, tetapi turun 0,28% dari 103,17 pada hari Kamis, yang merupakan level tertinggi sejak 15 Agustus. Untuk minggu ini, indeks berada di jalur untuk kenaikan 0,41%, membangun lonjakan 2,06% minggu sebelumnya.

Pasar mengalami kesulitan yang sama besarnya dalam menyeimbangkan makna data lapangan kerja dan inflasi seperti halnya Fed. Isyarat dari Fed telah mengisyaratkan pergeseran fokusnya ke arah lapangan kerja penuh daripada stabilitas harga, investor juga telah melihat bahwa data CPI mengkonfirmasi inflasi mulai terkendali.

Angka klaim pengangguran mingguan dipengaruhi oleh Badai Helene, data minggu depan akan dipengaruhi oleh Badai Milton, yang pada gilirannya akan meningkatkan risiko penurunan untuk laporan penggajian bulanan berikutnya. Secara sederhana, data ekonomi AS yang masuk akan menjadi sangat, sangat berantakan selama kuartal berikutnya atau lebih.

Komentar dari pejabat Fed pada hari Kamis menunjukkan adanya perbedaan pandangan, dengan Presiden Fed Chicago Austan Goolsbee mengatakan “sebagian besar” pembuat kebijakan Fed memperkirakan suku bunga akan “secara bertahap turun cukup jauh ke sesuatu yang jauh di bawah saat ini”, sementara Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic mengatakan dia “sangat terbuka untuk” melewatkan pemotongan suku bunga pada bulan November.

Kondisi saat ini memang fluktuatif, dimana momentum pasar masih menunjukkan arah dolar tetap naik untuk saat ini. Sementara pada saat yang sama, ada keyakinan bahwa laju pelonggaran Fed dapat berfluktuasi dengan cukup mudah, tergantung pada data yang masuk kedepannya.

Dolar naik 0,04% menjadi 148,64 yen dalam perdagangan USD/JPY, kembali mendekati level tertinggi hari Kamis di 149,58 yen, level yang sebelumnya tidak terlihat sejak 2 Agustus. Namun, pergerakan di atas 150 tidak mungkin terjadi dalam waktu dekat, karena 150 adalah level yang akan dikhawatirkan para pembuat kebijakan. Jika menembusnya, para pedagang akan kembali.

Euro dalam perdagangan EUR/USD sedikit melemah ke $1,0934 setelah bangkit kembali semalam dari level terendah dua bulan di $1,090025. Poundsterling dalam perdagangan GBP/USD turun 0,08% menjadi $1,3050, kembali mendekati level terendah sesi sebelumnya di $1,3011, level terlemahnya sejak 11 September.

Dolar Australia dalam perdagangan AUD/USD bertahan kuat di $0,67395 setelah bangkit dari level terendah sejak 16 September di $0,6702 pada hari Kamis. Mata uang ini berada di jalur penurunan mingguan sebesar 0,75%.

Mata uang Australia telah terpukul dalam beberapa hari terakhir oleh ekspektasi stimulus yang naik turun di mitra dagang terbesar negara itu, Tiongkok. Kementerian Keuangan Tiongkok dijadwalkan mengadakan konferensi pers tentang kebijakan fiskal pada hari Sabtu.

Dolar Selandia Baru dalam perdagangan NZD/USD naik 0,11% menjadi $0,6101, setelah merosot serendah $0,6050 pada hari Kamis untuk pertama kalinya sejak 19 Agustus. Selama seminggu, dolar telah turun 1,06% dengan bank sentral pada hari Rabu memangkas suku bunga setengah poin dan mengisyaratkan pemangkasan lebih lanjut yang akan dilakukan.