Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR – Harga emas naik kembali di awal sesi Asia pada Rabu (10/07/2024) karena tanda-tanda permintaan emas batangan sudah mulai muncul. Harga emas di pasar spot naik 0,1% menjadi $2,365.52 per troy ons. Fokus pasar adalah mengantisipasi data inflasi (Indek Harga Konsumen, IHK) yang akan dirilis pada Kamis besok.

Minat beli bisa menjadi lebih jelas pada akhir kuartal ini dan akhir tahun, menurut pendapat analis Citi Research. Mereka meyakini harga akan tetap ‘konstruktif’ dalam penyerapan fisik emas selama 12 bulan ke depan, mengingat potensi siklus penurunan suku bunga The Fed dan tantangan pasar tenaga kerja AS. Target dasar Citi untuk harga emas adalah $2.800/oz – $3.000/oz pada pertengahan tahun 2025.

Harga emas mampu naik meskipun dolar AS juha menguat dan imbal hasil obligasi lebih tinggi, karena investor menantikan data inflasi AS bulan Juni yang akan dirilis akhir pekan ini untuk kejelasan lebih lanjut mengenai jalur suku bunga AS. Indek Dolar AS (DXY) naik sekitar 0,2% dibandingkan para pesaingnya, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun naik tipis.

Ada ekspektasi bahwa Federal Reserve kemungkinan besar akan mulai menurunkan suku bunganya pada awal September, dan hal ini berkontribusi positif terhadap kondisi pasar saat ini, kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities. Data ekonomi AS baru-baru ini menunjukkan melemahnya pasar tenaga kerja, memperkuat ekspektasi bahwa bank sentral AS akan segera menurunkan suku bunganya.

Ketua Fed Jerome Powell mengatakan dalam kesaksiannya di kongres pada hari Selasa bahwa inflasi masih di atas target The Fed sebesar 2%, namun telah membaik dalam beberapa bulan terakhir dan lebih banyak data yang baik akan memperkuat alasan penurunan suku bunga bank sentral.

Fokus kini beralih ke data indeks harga konsumen (CPI) pada hari Kamis, dengan angka terbaru menunjukkan penurunan dari level tinggi yang tidak terduga di awal tahun. Jika pasar menunjukkan bukti inflasi AS yang masih membandel, hal ini mungkin akan mendorong logam mulia untuk mengurangi kenaikannya baru-baru ini.

Pedagang saat ini melihat peluang penurunan suku bunga sebesar 75% pada bulan September, menurut FedWatch Tool CME Group. Daya tarik emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil cenderung meningkat ketika suku bunga lebih rendah.