Dolar stabil di awal perdagangan sesi Asia pada hari Jumat (16/02/2024, dimana greenbacks berada di jalur kenaikan mingguan kelima berturut-turut. Para investor memperhatikan data ekonomi dan ada ekspektasi kuat terhadap penurunan suku bunga Federal Reserve pada bulan Juni ini. Sementara yen sendiri diperdagangkan pada level psikologis penting 150 per dolar.
Indeks dolar AS naik 0,09% menjadi 104,35, setelah sempat turun 0,4% sehari sebelumnya. Indek ini berada di jalur untuk memperoleh kenaikan 0,2% untuk minggu ini, yang kelima berturut-turut.
Pada hari Kamis, Dolar AS sempat tergelincir setelah serangkaian data ekonomi AS dilaporkan dengan hasil yang beragam. Angka penjualan ritel turun lebih dari perkiraan pada bulan Januari, terpuruk oleh penurunan penerimaan dari penjualan mobil dan bahan bakar. Sementara data lainnya menunjukkan klaim awal tunjangan pengangguran negara turun 8.000 menjadi 212.000 yang disesuaikan secara musiman untuk pekan yang berakhir 10 Februari. Ini merupakan bukti lebih lanjut bahwa pasar tenaga kerja AS masih ketat.
Serangkaian data ekonomi yang kuat telah menghilangkan ekspektasi penurunan suku bunga The Fed secara dini dan mendalam, dengan para pedagang kini memperkirakan peluang penurunan suku bunga sebesar 80% pada bulan Juni, menurut alat CME FedWatch.
Pasar awalnya memperkirakan bulan Maret sebagai titik awal siklus pelonggaran The Fed. Kini, para pedagang memperkirakan pemotongan sebesar 94 basis poin pada tahun ini, lebih dekat dengan proyeksi The Fed mengenai pelonggaran sebesar 75 bps dan jauh lebih rendah dibandingkan pemotongan sebesar 160 bps yang diperkirakan pasar pada akhir tahun 2023.
Presiden Federal Reserve Bank of Atlanta Raphael Bostic mengatakan bahwa meskipun bank sentral AS telah membuat banyak kemajuan dalam menurunkan tekanan inflasi, risiko yang ada berarti bahwa ia belum siap untuk menyerukan penurunan suku bunga. “Kami kemungkinan akan segera mempertimbangkan waktu yang tepat agar kebijakan moneter menjadi tidak terlalu ketat,” kata Bostic. Saat ini, pasar tenaga kerja dan ekonomi makro yang kuat menawarkan peluang untuk melaksanakan keputusan kebijakan ini tanpa tekanan yang mendesak,” tambahnya.
Perhatian investor tertuju pada komentar dari para pembuat kebijakan, dimana Ketua Federal Reserve Jerome Powell akan memberikan pembaruan kebijakan moneter dua tahunan kepada komite perbankan Senat pada tanggal 7 Maret.
Yen Jepang melemah 0,10% menjadi 150,08 per dolar pada awal perdagangan, berada di dekat angka 150, tingkat yang membuat pasar waspada terhadap kemungkinan intervensi Jepang untuk melemahkan mata uangnya serta pernyataan pejabat yang tidak setuju. Yen, yang sangat sensitif terhadap suku bunga AS, terus berada di bawah tekanan karena investor mengurangi ekspektasi mereka terhadap skala dan kecepatan siklus pelonggaran Federal Reserve. Yen turun 6% tahun ini.
Jepang secara tak terduga tergelincir ke dalam resesi pada akhir tahun lalu, kehilangan predikat sebagai negara dengan ekonomi terbesar ketiga di dunia karena Jerman dan meningkatkan keraguan mengenai kapan bank sentral akan mulai keluar dari kebijakan moneter ultra-longgarnya yang telah berlangsung selama satu dekade.
Sementara itu, euro turun 0,07% menjadi $1,0763, poundsterling terakhir di $1,2582, turun 0,14% hari ini. Dolar Australia turun 0,20% menjadi $0,651, sedangkan dolar Selandia Baru turun 0,21% menjadi $0,609.