Penjualan ritel AS turun, terbesar dalam 10 bulan pada bulan Januari. Namun para ekonom telah memperingatkan agar tidak mengabaikan faktor bahwa suhu yang sangat dingin membuat konsumen mengurangi aktifitas konsumsi di luar sehingga data ini mengalami penurunan tajam. Fakta ini tentu sedikit menimbulkan kesulitan dalam menyesuaikan fluktuasi data musiman di awal tahun ini.
Menurut laporan dari Departemen Perdagangan AS di hari Kamis (15/02/2024) menunjukkan bahwa melambatnya momentum belanja konsumen karena penjualan ritel telah direvisi lebih rendah pada bulan November dan Desember. Namun demikian, mengingat pasar tenaga kerja yang masih ketat dimana terus menghasilkan lapangan kerja dalam jumlah besar dan pertumbuhan upah tetap tinggi, potensi belanja konsumen masih dianggap jauh dari kehancuran. Hal inilah yang seharusnya dapat menopang ekspansi ekonomi AS saat ini.
Sebagaimana dilaporkan bahwa angka penjualan ritel turun 0,8% bulan lalu, penurunan terbesar sejak Maret 2023, kata Biro Sensus Departemen Perdagangan. Data bulan Desember direvisi lebih rendah untuk menunjukkan penjualan naik 0,4%, bukan 0,6% seperti yang dilaporkan sebelumnya. Penjualan bulan November juga direvisi turun untuk menunjukkan bahwa penjualan tersebut tidak berubah, dan tidak naik 0,3%. Sejumlah ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan penjualan ritel turun 0,1% di bulan Januari.
Penjualan eceran sebagian besar berupa barang dan tidak disesuaikan dengan inflasi. Mereka meningkat 0,6% tahun-ke-tahun di bulan Januari. Penjualan ritel yang tidak disesuaikan biasanya turun pada bulan Januari. Faktor musiman, model yang digunakan pemerintah untuk menghilangkan fluktuasi musiman dari data, memperkirakan penurunan penjualan yang lebih kecil pada bulan Januari ini dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Penurunan ini lebih besar dari perkiraan faktor musiman, sehingga menyebabkan penurunan penjualan yang disesuaikan pada bulan lalu.
Data ekonomi secara umum sulit untuk disesuaikan secara musiman pada awal tahun, sebuah proses yang juga dipersulit oleh distorsi yang disebabkan oleh pandemi COVID-19.
Dampak cuaca terlihat jelas pada penurunan penjualan toko bahan bangunan dan peralatan taman sebesar 4,1%. Penerimaan di dealer kendaraan bermotor dan suku cadang juga anjlok 1,7%. Badai salju menyelimuti sebagian besar negara itu pada bulan Januari. Hambatan besar lainnya terhadap penjualan datang dari penurunan penerimaan SPBU sebesar 1,7%, yang mencerminkan rendahnya harga di SPBU.
Suhu beku juga berdampak buruk pada produksi di pabrik-pabrik bulan lalu, dengan output turun 0,5%, menurut laporan terpisah dari Federal Reserve pada hari Kamis. Produksi manufaktur naik 0,1% pada bulan Desember.
Laporan yang lemah ini tidak mengubah ekspektasi bahwa bank sentral AS akan menahan diri untuk memotong suku bunga sebelum bulan Mei. Ada tanda-tanda deflasi harga barang akan segera berakhir.
Laporan ketiga dari Biro Statistik Tenaga Kerja Departemen Tenaga Kerja menunjukkan harga impor mencatat kenaikan terbesar dalam hampir dua tahun pada bulan Januari karena harga minyak bumi dan barang-barang lainnya meningkat tajam. Hal ini terjadi setelah pembacaan harga konsumen yang lebih kuat dari perkiraan pada bulan Januari.
Paska laporan ini, indek bursa saham utama di Wall Street diperdagangkan lebih tinggi. Dolar melemah terhadap sekeranjang mata uang dan harga Obligasi AS naik.