Pada perdagangan hari Rabu (30/08/2023), indek bursa saham utama AS di Wall Street ditutup menguat, setelah dolar melemah akibat data ekonomi AS yang lemah. Hal ini memberi sinyal bagi The Fed untuk dapat melakukan jeda dalam kebijakan kenaikan suku bunganya.
Indek S&P 500 ditutup naik 0,38%, indek Nasdaq naik 0,54% dan indek Dow Jones berakhir naik 0,11,%. Perdagangan di lantai bursa berlangsung semarak dimana harga saham-saham AS mampu berakhir lebih tinggi dan dolar melanjutkan penurunannya pada hari Rabu, karena serangkaian data ekonomi yang mengecewakan meningkatkan kemungkinan bahwa Federal Reserve akan menekan tombol jeda dalam upayanya mengendalikan inflasi.
Ketiga indeks saham utama AS menguat, bahkan Nasdaq menikmati persentase kenaikan terbesar. Blue-chip Dow ditutup hanya sedikit lebih tinggi. Dengan satu hari perdagangan tersisa di bulan Agustus, ketiga indeks berada di jalur penurunan bulanan, dimana indek S&P 500 mencatat persentase penurunan bulanan terbesar sejak Februari, dan Nasdaq yang sarat dengan saham-saham teknologi (IXIC) menetapkan arah untuk penurunan bulanan terbesar tahun ini.
Serangkaian indikator ekonomi secara umum mengejutkan sisi negatifnya, termasuk data gaji swasta yang mencatat penurunan bulanan sebesar 52,3% dan PDB kuartal kedua direvisi jauh lebih rendah, menjadi 1,7% secara triwulanan tahunan. Data ekonomi yang lemah bisa menjadi kabar baik bagi suku bunga, karena hal ini dapat memberikan alasan bagi Federal Reserve untuk membiarkan suku bunga utama dipertahankan pada pertemuan kebijakan moneter bulan depan.
Hal ini sangat jelas bahwa pengetatan yang dilakukan The Fed memberikan dampak yang diinginkan dan hal itu tercermin dalam penciptaan lapangan kerja dan angka pembukaan lapangan kerja. Untuk saat ini, dari sudut pandang statistik, sepertinya kita tidak akan melihat resesi tahun ini.
Melihat data tersebut mencerminkan gagasan bahwa bank sentral memiliki data lain yang membuat mereka lebih nyaman mempertahankan suku bunga daripada memilih kenaikan suku bunga lebih lanjut. Pasar keuangan saat ini memperkirakan dengan kemungkinan 88,5% akan ada jeda bagi The Fed pada bulan September dalam hal menaikkan suku bunga Fed., menurut alat FedWatch CME.
Indek Dow Jones naik 37.7 poin, atau 0.11%, menjadi 34,890.37, Indek S&P 500 naik 17.24 poin, atau 0.38%, menjadi 4,514.87 dan Nasdaq naik 75,55 poin, atau 0,54%, menjadi 14.019,31.
Di seberang Atlantik, saham-saham Eropa ditutup sedikit lebih rendah, turun dari level tertingginya dalam dua minggu karena pelemahan di sektor utilitas diimbangi oleh kenaikan di sektor asuransi dan sumber daya dasar. Indeks STOXX 600 pan-Eropa turun 0,15% dan Indek MSCI Global naik 0,46%. Bursa saham di negara berkembang naik 0,11%. Indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang ditutup 0,41% lebih tinggi, sedangkan Nikkei 225 Jepang naik 0,33%.
Pada perdagangan mata uang, Greenback melanjutkan penurunannya, menyentuh level terendah dalam dua minggu terhadap sejumlah mata uang dunia setelah data ekonomi yang mengecewakan. Indeks dollar AS (DXY) turun 0,32%, dimana euro dalam perdagangan EUR/USD aik 0,4% menjadi $1,0921. Yen Jepang melemah 0,26% versus greenback di 146,29 per dolar, sedangkan Sterling dalam perdagangan GBP/USD terakhir diperdagangkan pada $1,2717, naik 0,63% hari ini.
Imbal hasil Treasury AS pada dasarnya datar dalam perdagangan yang berombak setelah menyentuh posisi terendah tiga minggu di awal sesi, karena pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat dari perkiraan menurunkan kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut dalam beberapa bulan ke depan. Tolok ukur surat utang 10 tahun terakhir naik 1/32 harga menjadi menghasilkan 4,1178%, dari 4,122% pada akhir Selasa. Sementara Obligasi 30 tahun terakhir naik harganya pada 32/4 dan menghasilkan imbal hasil 4,2294%, dari 4,237% pada akhir Selasa.
Pada perdagangan komoditi, harga minyak mentah naik tipis karena data industri menunjukkan pasokan lebih sedikit dari perkiraan karena investor mencerna potensi dampak Badai Idalia terhadap permintaan. Minyak mentah AS, WTI naik 0,58% menjadi $81,63 per barel, sementara Brentdiselesaikan pada $85,86 per barel, naik 0,43% hari ini.
Harga emas Sendiri menguat melawan pelemahan dolar AS. Harga bertambah 0,3% menjadi $1,943.15 per ounce.