Dalam kalender ekonomi hari ini, Selasa (31/01/2023) Jepang melaporkan bahwa angka produksi manufaktur mereka mengalami penuruna. Disisi lain, tingkat pengangguran masih stabil. Pasangan USD/JPY masih naik, dimana Dolar AS lebih kuat menekan Yen menjelang pertemuan FOMC Federal Reserve selama dua hari kedepan.
Pabrik-pabrik Jepang memangkas sedikit produksi pada bulan Desember, membatasi kuartal terburuk bagi produsen sejak awal pandemi COVID-19, terpukul oleh terhentinya permintaan global dan meningkatnya biaya. Jepang mendekati resesi jika Anda hanya melihat produsen, tetapi non-produsen yang solid menopang perekonomian secara keseluruhan.
Produksi industri turun 0,1% pada Desember dari bulan sebelumnya, data pemerintah menunjukkan pada hari Selasa. Penurunan itu kurang dari perkiraan pasar rata-rata untuk penurunan 1,2% dan mengikuti pertumbuhan 0,2% yang direvisi naik pada bulan November.
Produksi barang-barang yang terkait dengan belanja modal seperti mesin umum dan produk logam, yang masing-masing turun 6,0% dan 3,0%, menyeret turun indeks Desember secara keseluruhan. Output produk otomotif naik 0,6%, membukukan pertumbuhan pertama dalam dua bulan.
Dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, output pabrik turun 3,1% pada Oktober-Desember, penurunan pertama dalam dua kuartal. Penurunan tersebut merupakan yang terbesar sejak penurunan 16,8% pada April-Juni 2020, ketika dampak pandemi pertama kali sepenuhnya menghantam ekonomi terbesar ketiga di dunia itu.
Manufaktur yang disurvei oleh Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri (METI) memperkirakan output akan tetap datar di bulan Januari dan naik 4,1% di bulan Februari, data juga menunjukkan, meskipun jajak pendapat resmi cenderung melaporkan pandangan yang optimis.
Meningkatnya biaya bahan baku semakin menyiksa perusahaan kecil, yang bersedia menaikkan upah pekerja tetapi harus realistis tentang keuntungan mereka di tengah tekanan biaya. Kenaikan gaji tidak akan berlaku di luar perusahaan besar, jadi kebijakan moneter harus tetap santai.
Sementara itu, secara terpisah di laporkan bahwa tingkat pengangguran Jepang tetap tidak berubah di 2,5% pada bulan Desember, sementara ketersediaan pekerjaan juga datar dari bulan sebelumnya. Tingkat pengangguran yang disesuaikan secara musiman juga cocok dengan perkiraan median ekonom dalam jajak pendapat Reuters. Rasio pekerjaan terhadap pelamar mencapai 1,35, menurut data kementerian tenaga kerja.
Kenaikan lebih lanjut dalam USD/JPY diperkirakan akan mengumpulkan traksi baru setelah 131,15 dibersihkan. Dalam jangka pendek, pada perdagangan hari ini diyakini bahwa Dolar AS masih akan ‘berkonsolidasi dalam kisaran 129,35/130,30’.
Volatilitas pasar akan meningkat dimana Dolar AS dapat turun tajam ke 129,18 sebelum rebound cepat untuk mengakhiri hari di 130,44 (+0,45%). Rebound dari level terendah memiliki ruang untuk diperpanjang tetapi kenaikan berkelanjutan di atas 130,80 tampaknya tidak mungkin terjadi (resisten berikutnya di 131,15). Pada sisi negatifnya, penembusan 129,70 (support minor di 130,05) akan menunjukkan bahwa tekanan naik saat ini telah mereda.”
Dalam jangka menengah, terdapat narasi terbaru dimana pangan USD/JPY dapat mengincar posisi 26 Jan di 129,25. Pergerakan Dolar AS kemungkinan merupakan bagian dari fase konsolidasi dan diyakini bahwa Greenbacks akan diperdagangkan dalam kisaran 128,00/ 130.80.
Penguatan Dolar AS kembali diatas posisi tertinggi 130,59 dan momentum kenaikan menunjukkan tanda-tanda peningkatan. Namun, DOlar AS harus menembus di atas 131,15 sebelum kemungkinan kenaikan berkelanjutan.
Peluang Dolar AS menembus ke atas 131.15 akan tetap ada selama Dolar AS bertahan di atas 129.30 dalam beberapa hari ke depan. Pergerakan USD/JPY kedepannya akan berusaha menembus level resistensi berikutnya di atas 131,15 ada di 132,00.