Pasar di domain Asia sebagian besar masih tutup untuk merayakan Tahun Baru Imlek. Bursa saham Jepang telah memperpanjang reli mereka meskipun ada pelemahan di kontrak berjangka S&P500. Bursa saham Amerika Serikat menghadapi tekanan setelah paparan Microsoft meleset dari perkiraan dan kesalahan teknis di NYSE pada hari Selasa telah memicu volatilitas di kontrak berjangka S&P500.
Indek Nikkei 225 Jepang naik 0,43%, KOSPI melonjak 1,30%, sementara pasar China dan Hong Kong ditutup karena libur Tahun Baru Imlek.
Indeks Dolar AS (DXY) telah merasakan penolakan dari resistensi 101,50 dan diperkirakan akan melanjutkan perjalanan penurunannya. Namun, investor harus bersiap untuk gejolak indeks USD menjelang rilis data Produk Domestik Bruto (PDB). Pada hari Selasa, Indeks USD menunjukkan volatilitas tipis setelah rilis data PMI S&P AS awal yang lebih baik dari perkiraan.
PMI Manufaktur mendarat di 46,8, lebih tinggi dari ekspektasi 46,1 dan rilis sebelumnya 46,2. Selain itu, IMP Jasa tetap optimis dan meningkat lebih tinggi menjadi 46,6 dibandingkan konsensus 44,5 dan rilis sebelumnya 44,7. Rilis PMI AS yang lebih baik dari yang diantisipasi telah memangkas kekhawatiran resesi untuk sementara waktu.
Saham Jepang jelas berada dalam tren naik karena pejabat Jepang terus berupaya untuk meningkatkan pertumbuhan dan upah dalam perekonomian. Investor mendapatkan ‘gung ho’ atas ekuitas karena pejabat terus memompa uang untuk memacu tingkat pertumbuhan. Mengenai pertumbuhan upah, mantan Kepala Ekonom Bank Jepang (BoJ), Kazuo Momma, mengatakan dalam wawancara MNI pada hari Rabu, BoJ harus menunggu hingga Agustus untuk mendapatkan wawasan yang baik tentang apakah kenaikan upah mendapatkan daya tarik.
Di bidang minyak, aktivitas produksi yang ditutup di China karena perayaan Tahun Baru Imlek mengakibatkan aksi jual pada hari Selasa. Namun, harga minyak menunjukkan tanda-tanda pemulihan setelah turun mendekati $80,00 di tengah meningkatnya kekhawatiran pasokan. Presiden AS Joe Biden sedang mempertimbangkan untuk mengisi ulang Strategic Petroleum Reserve (SPR) setelah mengeksploitasinya secara signifikan untuk memerangi kenaikan harga minyak di CY2022.