Bursa saham Asia bersiap untuk menghentikan kenaikan tiga hari berturut-turut pada hari Jumat (28/10/2022) karena investor bergulat dengan laporan pendapatan yang beragam dan melihat ke pertemuan Federal Reserve minggu depan untuk petunjuk tentang apakah poros pada laju kenaikan suku bunga ada di atas meja. Indek MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 1,56% pada 433,92, tetapi di atas level terendah dua setengah tahun di 427,42 yang disentuh pada hari Senin. Indeks turun 4% untuk bulan ini dan sekitar 31% untuk tahun ini.
Laba perusahaan yang tangguh telah menjadi salah satu titik terang di tahun yang suram, meskipun hasil buruk baru-baru ini meningkatkan keraguan tentang berapa lama ini bisa bertahan. Ada kekhawatiran di kalangan pelaku pasar yang menjadi semakin besar terkait dengan pendapatan,” kata Frank Benzimra, kepala strategi ekuitas Asia di Societe Generale, menambahkan bahwa kenaikan suku bunga tetap menjadi bagian dari kekhawatiran.
Investor sekarang mengalihkan perhatian mereka ke pertemuan Federal Reserve minggu depan. Sementara kenaikan suku bunga 75 basis poin pada akhir pertemuan kebijakan 1-2 November sudah pasti, kemungkinan kenaikan yang lebih kecil, 50 basis poin pada bulan Desember adalah 55%, menurut alat FedWatch CME.
Dengan demikian, tidak akan ada kejutan di sini dalam hal kenaikan suku bunga, tetapi akan lebih pada pesan yang akan disampaikan Ketua The Fed Jeroma Powell paska pengungkapan hasil pertemuan tersebut.
Pada perdaganga mata uang, Yen menguat 0,01% versus greenback di 146,27 per dolar, sedangkan indeks dolar DXY turun 0,109%. Euro dalam perdagangan EUR/USD naik 0,17% menjadi $0,9979, mengancam untuk naik di atas paritas lagi, menyusul penurunan lebih dari 1% semalam, setelah nada dovish dari ECB.
Harga minyak turun pada hari Jumat setelah China, importir minyak mentah utama dunia, memperluas pembatasan COVID-19, tetapi siap untuk kenaikan mingguan di tengah kekhawatiran pasokan.