Dikabarkan bahwa sejumlah investor asing telah menarik uang dalam jumlah besar dari bursa saham Jepang dalam seminggu hingga 2 September, di tengah kekhawatiran bahwa bank sentral utama dunia akan tetap agresif dalam kenaikan suku bunga mereka. Tentu saja ini akan membebani pendapatan dari kalangan eksportir, sektor teknologi dan otomotif Jepang.
Menurut Reuters, investor asing tersebut membuang saham Jepang senilai bersih 1,19 triliun yen atau $8,28 juta di pekan lalu, membukukan penjualan bersih mingguan terbesar sejak pertengahan Juni, mengutip data dari bursa. Mereka melepas saham derivatif senilai 758,13 miliar yen bersih dan mengeluarkan 427,31 miliar yen dalam bentuk ekuitas tunai.
Investor sudah khawatir tentang fokus kuat Federal Reserve untuk menjinakkan inflasi, sambil menunggu laporan utama tentang data pekerjaan AS pada hari Jumat, untuk petunjuk lebih lanjut tentang laju kenaikan suku bunga. Hal yang turut menambah nada kehati-hatian pasar di pekan lalu adalah data ekonomi yang menunjukkan bahwa zona euro menyaksikan rekor inflasi tinggi pada Agustus.
Sementara itu, yen terus turun sekitar 2% minggu lalu, membuat aset Jepang lebih murah untuk orang asing, tetapi hanya memberikan sedikit kenyamanan. Indek saham Nikkei 225 turun 3,46% minggu lalu dan menandai kerugian mingguan terbesar sejak pertengahan Juni.
Sementara itu, investor non-pribumi membeli obligasi Jepang sebesar 326,7 miliar yen, pelepasan mingguan senilai 3,43 miliar yen. Di sisi lain, investor Jepang membeli bersih 230,5 miliar yen ekuitas asing dan 242,4 miliar yen obligasi asing setelah dua minggu berturut-turut melakukan penjualan bersih.