Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

Pasangan AUD/USD telah berhasil mempertahankan selip di bawah support langsung 0,6700 meskipun rilis data impor China yang suram. Impor China telah mendarat sangat rendah di 0,3% terhadap ekspektasi dan rilis sebelumnya masing-masing 1,1% dan 2,3%. Juga, data ekspor telah dipangkas menjadi 7,1% vs. perkiraan 12,8%. Neraca Perdagangan China telah merosot tajam menjadi $79,39 miliar terhadap ekspektasi $92,7 miliar. Perlu dicatat bahwa Australia adalah mitra dagang utama Cina.

Minggu ini tetap terlalu bergejolak untuk bulls aussie. Pertama, Reserve Bank of Australia (RBA) menaikkan Official Cash Rate (OCR) sebesar 50 basis poin berturut-turut untuk keempat kalinya dan mendorong OCR menjadi 2,35%. Juga, RBA memberikan peta jalan lebih lanjut dengan menetapkan target suku bunga 3,85%, yang akan dipenuhi tahun depan. Dibahas pula puncak tingkat inflasi yang terlihat sebesar 7%.

Kemudian, angka Produk Domestik Bruto (PDB), sebagian besar layak. Data ekonomi mendarat di 0,9%, lebih rendah dari ekspektasi 1% tetapi di atas rilis sebelumnya 0,8% secara triwulanan. Namun, data tahunan telah meningkat menjadi 3,6% terhadap perkiraan dan cetakan sebelumnya masing-masing sebesar 3,5% dan 3,3%.

Terlalu banyak katalis minggu ini membingungkan pelaku pasar dalam merancang posisi untuk pasangan AUD/USD. Mulai dari keputusan kenaikan suku bunga oleh RBA hingga angka PDB yang beragam, investor bersiap untuk mengejar momentum penurunan karena indeks dolar AS (DXY) yang optimis atau beralih ke bull aussie.

Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) telah memperbarui level tertinggi dua dekade di 110,61 karena kemungkinan kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve (Fed) telah meningkat secara signifikan. Pidato dari Ketua Fed Jerome Powell, yang dijadwalkan pada hari Kamis akan menentukan kemungkinan tindakan kebijakan moneter.