Akhirnya Dolar AS dapat menyentuh level tertinggi baru dalam 20 tahun pada perdagangan di hari Senin (29/08/2022), terangkat oleh komentar bernada hawkish dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell. Namun demikian, kenaikan ini tertahan setelah Euro juga menguat, didorong oleh meningkatnya ekspektasi bahwa Bank Sentral Eropa (ECB) akan menaikkan suku bunga juga. Indek dolar (DXY) naik ke 109,48, level yang tidak terlihat sejak September 2002. Indeks dolar akhirnya turun 0,348% pada $108,8.
Dolar AS memperpanjang kenaikan sejak Jumat lalu, ketika Powell mengatakan pada konferensi bank sentral di Jackson Hole, Wyoming bahwa Fed akan menaikkan suku bunga setinggi yang diperlukan untuk membatasi pertumbuhan, dan mempertahankannya “untuk beberapa waktu” untuk menurunkan inflasi yang berjalan lebih dari tiga kali lipat dari target Fed di 2%.
Dengan pernyataan Ketua The Fed pada pekan lalu yang terdengar sangat hawkish, menjadi alasan yang cukup untuk mendobrak gagasan tentang poros kebijakan di awal tahun depan. Pasar berkeyakinan bahwa The Fed dapat menaikkan suku bunga yang lebih agresif pada bulan September, dengan kemungkinan kenaikan 75 basis poin. Tingkat keyakinan ini bahkan sekarang membesar ke angka sekitar 70%. Tak heran bilan imbal hasil Obligasi AS turut melonjak, dimana yield obligasi dengan tenor dua tahun mencapai level tertinggi 15 tahun di sekitar 3,49%.
Para pialang melihat ke depan hingga 2 September, ketika laporan ketenagakerjaan bulan Agustus akan dirilis. Data ini dianggap penting dan dapat memberikan salah satu pandangan utama terakhir pada kesehatan ekonomi AS yang menjadi pertimbangan Fed dalam memutuskan kenaikan suku bunga dalam pertemuan kebijakan Fed berikutnya.
Sementara itu, Euro menguat lebih tinggi, dibantu oleh komentar dari pejabat Eropa yang menunjukkan kemungkinan kenaikan sebesar 75 basis poin pada 9 September dalam pertemuan ECB nanti. Anggota dewan ECB Isabel Schnabel memperingatkan bahwa bank sentral berisiko kehilangan kepercayaan publik dan harus bertindak tegas untuk mengekang inflasi, meski konsekuensinya adalah menyeret ekonomi mereka ke dalam resesi.
Euro mencuri sebagian dari penguatan dolar dan dengan itu pandangan bahwa ECB mungkin menyamai kenaikan suku bunga raksasa Fed menjadi salah satu darinya sendiri di bulan depan. Euro terakhir naik 0,29%, tetapi masih tetap di bawah level paritas atas dolar di $0,9993.
Bank sentral tidak tertarik untuk menjadi apa pun selain hawkish saat ini, mengingat inflasi, sehingga mereka akan menaikkan suku bunga secara agresif. Pernyataan dari Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck bahwa dia memperkirakan harga gas akan segera turun, dimana Jerman membuat kemajuan pada target penyimpanannya, juga mungkin telah mendukung penguatan euro kembali.
Greenback juga naik 0,78% terhadap yen di 138,76 yen. Sementara dengan Poundsterling dalam perdagangan GBP/USD yang jatuh ke level terendah 2-1/2 tahun di $1,1649 dalam perdagangan yang tipis karena hari libur umum Inggris, terakhir turun 0,23% pada $1,1703.