Pertumbuhan sektor jasa di Amerika Serikat melambat, lebih rendah dari yang diharapkan pada bulan Juni, dan ukuran pekerjaan jasa turun ke level terendah dalam dua tahun. Data ini menunjukkan bahwa permintaan tenaga kerja bisa surut karena sikap kebijakan moneter agresif Federal Reserve telah membuat ekonomi diambang resesi.
Dalam laporan Institute for Supply Management (ISM) yang dirilis pada hari Rabu, menunjukkan bahwa indeks aktivitas non-manufaktur atau jasa ini turun ke angka 55,3 pada bulan lalu dari sebelumnya di 55,9 pada bulan Mei. Ini merupakan penurunan yang ketiga bulan secara berturut-turut dan mendorong indek ke level terendah sejak Mei 2020, ketika ekonomi AS sedang berjuang melawan gelombang awal pandemi COVID-19.
Kajian yang dilakukan oleh Reuters sebelumnya telah memperkirakan bahwa indeks non-manufaktur ini akan turun menjadi 54,3. Tentu saja hasilnya lebih rendah dari ekspektasi, meskipun angkanya masih tetap di atas 50 yang menunjukkan adanya ekspansi di sektor jasa. Bagaimanapun juga, angka ini sangat signifikan mengingat aktifitas jasa menyumbang lebih dari dua pertiga dari aktivitas ekonomi AS.
Pertumbuhan sektor jasa didukung oleh rotasi dalam pembelanjaan dimana konsumen kembali ke mengutamakan jasa disbanding konsumsi barang. Moderasi dalam pertumbuhan tersebut sejalan dengan data terbaru yang menunjukkan kenaikan suku bunga telah mendinginkan permintaan. Pengeluaran konsumen memang naik secara moderat di bulan Mei, dimana pembelian perumahan baru, izin bangunan dan produksi pabrikan justru melemah. Sebagaimana dalam laporan ISM sebelumnya di minggu lalu, bahwa indeks aktivitas pabrik nasional mencapai level terendah dua tahun di bulan Juni.
The Fed sendiri pada bulan lalu telah menaikkan suku bunga sebesar tiga perempat poin persentase atau 75 basis poin. Ini merupakan kenaikan terbesar sejak 1994, yang dilakukan mereka sebagai langkah untuk meredam inflasi. Pasar meyakini akan ada kenaikan suku bunga berukuran serupa lainnya pada bulan Juli. Bank sentral AS telah meningkatkan suku bunga acuan menjadi 150 basis poin sejak Maret, membuat ekonomi diambang atau justru malah masuk kedalam resesi.
Hal ini ditandai dengan Produk Domestik Bruto (PDB) AS yang sudah berkontraksi pada kuartal pertama, dan data melemah baru-baru ini. Membuat produksi diperkirakan akan menurun lebih lanjut pada kuartal terakhir. Tetapi penurunan lain dalam PDB tidak selalu menunjukkan resesi kecuali ekonomi mengalami kehilangan pekerjaan yang tajam.
Angka ISM dari pesanan baru yang diterima oleh sektor jasa telah jatuh ke angka 55,6 bulan lalu dari 57,6 di bulan Mei. Bisnis melaporkan lonjakan pesanan yang tertunda, sementara ekspor terus tumbuh.
Namun demikian, angka ketenagakerjaan industri jasa turun menjadi 47,4, pembacaan terendah sejak Juli 2020, dari 50,2 pada Mei. Ini adalah ketiga kalinya tahun ini indeks turun di bawah 50. Penurunan bulan Juni bisa menjadi tanda melambatnya permintaan tenaga kerja atau kekurangan pekerja terus-menerus. Ukuran pekerjaan pabrik ISM juga jatuh ke wilayah resesi pada bulan Juni.
Pada nilai nominal, ini bukan pertanda baik untuk laporan ketenagakerjaan Departemen Tenaga Kerja untuk Juni yang akan jatuh tempo pada hari Jumat. Tetapi pertumbuhan pekerjaan tetap solid di bulan-bulan di mana ukuran ketenagakerjaan ISM mengalami kontraksi. Ada 11,4 juta lowongan pekerjaan pada akhir April.
Ukuran pengiriman pemasok survei ISM naik tipis menjadi 61,9 dari 61,3 di bulan Mei. Meskipun inflasi layanan terus meningkat, ada tanda-tanda bahwa itu mungkin telah mencapai puncaknya. Ukuran harga yang dibayarkan oleh industri jasa untuk input turun menjadi 80,1, angka terendah sejak September 2021, dari 8