Risalah pertemuan dari ECB menunjukkan para eksekutif tertarik untuk bertindak untuk memerangi inflasi, meski tetap lebih hati-hati daripada bank sentral lainnya. Pernyataan ini melemahkan euro. Dalam perdagangan EUR/USD, Greenback semakin menguat oleh kekhawatiran investor tentang biaya ekonomi dari perang di Ukraina dan pemilihan presiden yang berpotensi mengecewakan di Prancis.
Indeks dolar naik 0,1% menjadi 99,85, sempat diperdagangkan di atas angka 100,19 di awal sesi. Ini merupakan level tertinggi sejak Mei 2020. Ada 3 hal pendorong penguatan Dolar AS, sikap hawkish Fed, risiko sanksi baru di Eropa dan pergeseran polling yang mendukung kandidat sayap kanan Marine Le Pen dalam pemilihan presiden Prancis pada 24 April nanri. Pasangan EUR/USD turun ke level terendah satu bulan di $1,0837. Euro telah jatuh dalam tujuh sesi berturut-turut.
Dalam kedua skenario, kecil sekali kemungkinan ECB akan seagresif FED dengan menaikkan lebih dari 50 basis poin. ECB nampak hanya menunggu data selama beberapa bulan mendatang yang menunjukkan dampak dari harga energi yang lebih tinggi dan perang di Ukraina untuk memutuskan kapan harus menaikkan terlebih dahulu – apakah itu di Q3 atau Q4.
Dolar naik terhadap yen ke 124,67 yen, mendekati level tertinggi tujuh tahun yang diraih sebelumnya di bulan lalu di 125,1. Yen cukup stabil bulan ini setelah jatuh pada bulan Maret, tetapi tetap di bawah tekanan karena AS menaikkan suku bunga dan Bank of Japan melakukan intervensi di pasar obligasi untuk mempertahankan suku bunga rendah.
Poundsterling melemah terhadap dolar, dan terakhir turun 0,3% pada $1,3035.