ESANDAR – Pada perdagangan di awal sesi Asia hari Selasa (27/07/2021), Dolar AS melayang tepat di bawah puncak tertinggi terbarunya, karena investor kini beralih menitik beratkan perhatian mereka pada pertemuan Federal Reserve. Mereka ingin mendapatkan petunjuk tentang prospek kebijakan.
Dalam perdagangan sebelumnya, Dolar AS telah merosot sekitar 0,3% terhadap Euro. Tetapi ia berbalik menguat secara luas, setelah ppasar mulai berpaling dan menyikapi pertemuan Fed. Bank Sentral diyakini akan mulai mengurangi dukungan moneternya, hal ini terlihat dari data yang menunjukkan bahwa sebagian investor telah membeli dolar untuk pertama kalinya sejak Maret 2020.
Dolar diperdagangkan pada $ 1,1809 per euro dan dibeli 110,27 yen di awal sesi Asia. Dolar Australia dan Selandia Baru mempertahankan kenaikan sebelumnya yang moderat.
Pertemuan Fed pada hari Rabu dan fokusnya adalah pada diskusi seputar pembelian obligasi dan wawasan tentang kenyamanan bank dengan melonjaknya inflasi, dengan hasil untuk pasar mata uang tidak jelas. Bila dalam pertemuan ini ada indikasi tapering bisa segera dimulai, akan menjadi sentiment positif bagi Dolar AS dan mengangkat mata uang ini lebih tinggi.
Memang sejauh ini Fed masih menimbang-nimbang tentang lonjakan inflasi yang tajam, menganggapnya sebagai kenaikan yang bersifat sementara. Meski demikian, diharapkan Jerome Powell akan menyampaikan lebih banyak kesabaran daripada banyak pembicara Fed baru-baru ini tentang menurunkan inflasi, selama kondisi ekonomi domestik masih menunjukkan kelesuan pasar tenaga kerja.
Sikap dovish dari Powell kemungkinan akan mendorong suku bunga jangka panjang, karena reli titik impas inflasi dan pengurangan kekhawatiran pasar tentang pertumbuhan jangka menengah yang lebih lambat. Secara paradoks, kemungkinan ini akan menjadi sentiment negatif bagi dolar karena ketidakpastian global pada respons kebijakan terhadap inflasi yang lebih tinggi akan berkurang.
Harapan yang lebih tinggi dalam ekspektasi inflasi pada hari Senin mendorong imbal hasil riil obligasi AS tenor 10-tahun turun ke rekor terendah -1,123%, yang juga berkontribusi pada melemahnya dolar semalam. Indeks dolar AS turun 0,3% stabil di 92,584.
Di tempat lain, kekhawatiran pada penyebaran varian virus corona Delta dan kegelisahan di pasar saham China membuat perdagangan tetap berhati-hati selama jam-jam Asia. Dolar Australia yang sensitif terhadap risiko stabil di $0,7382.
Poundsterling berada di atas rata-rata pergerakan 20 hari dan mendekati level tertinggi satu minggu di $ 1,3827 karena data awal tampaknya menunjukkan penurunan lonjakan kasus COVID-19 di Inggris terlepas dari penghapusan banyak pembatasan sosial minggu lalu.