ESANDAR – Dolar AS menemukan dukungan perdagangan di sesi Asia pada hari Senin (17/05/2021), berjuang untuk membukukan kenaikan. Upaya naik ditengah ekspektasi investor untuk jatuh lebih jauh setelah Federal Reserve AS memutuskan untuk menahan suku bunga rendah dan data ekonomi terkini menunjukkan bahwa perdagangan AS mengalami pertumbuhan defisit.
Dorongan kenaikan Greenbacks oleh penurunan harga komoditas dan pandangan bahwa wabah virus di Singapura dan Taiwan – di mana COVID-19 telah diatasi. Hal ini membantu kenaikan dolar sebesar 0,2% terhadap dolar Australia di awal sesi Asia. Greenback juga naik 0,1% terhadap euro dan yen. Tapi masih dekat untuk menguji level support utama, yang jika ditembus bisa melihat kembalinya ke tren turun yang menekannya lebih rendah hingga April.
Lonjakan dolar mengikuti data inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan minggu lalu juga telah memudar karena para pedagang memperkirakan Fed akan mempertahankan suku bunga rendah. Dolar terakhir diperdagangkan pada $ 1,2134 per euro dan memiliki dukungan sekitar $ 1,2179. Indeks dolar juga berada di 90,389, tepat di atas support utama di 89,677 dan 89,206. Ini dibeli 109,45 yen dan diperdagangkan pada $ 0,7758 per Aussie.
Risalah pertemuan Fed di bulan April yang mendahului kejutan data tentang inflasi minggu lalu, akan dirilis pada hari Rabu. Ini akan menjadi pusat perhatian pelaku pasar berikutnya. Mereka akan berusaha mencari petunjuk tentang pemikiran Fed dimasa depan dari rilisan risalah tersebut.
Sejauh ini, harapan yang paling besar adalah para pembuat kebijakan Fed akan tetap menganggap kenaikan inflasi saat ini hanya bersifat sementara saja. Tentu saja Fed diharapkan juga tidak melakukan pengurangan pembelian asetnya segera. Dengan demikian, Dolar AS diperkirakan masih akan melanjutkan tren turunnya dalam sepekan ini, lebih-lebih setelah adanya dorongan yang diilhami dari angka CPI pada minggu lalu.
Para pialang meningkatkan pilihan jual mereka terhadap dolar minggu lalu, sebagian besar dengan menambah posisi euro dan poundsterling karena Inggris dan Eropa menunjukkan indikasi pemulihan ekonomi tang lebih baik. Poundsterling sendiri bertengger di dekat level tertinggi dua setengah bulan pada hari Senin, di $ 1,4085, ketika Inggris membuka kembali ekonominya setelah penguncian COVID empat bulan.
Sayangnya, sejumlah hal berjalan ke arah yang berlawanan di Asia di mana beberapa pemimpin awal dalam menjinakkan pandemi sekarang berurusan dimana ada wabah baru. Singapura dan Taiwan sama-sama memperketat pembatasan karena kasus naik dan dolar Taiwan jatuh ke level terendah tiga minggu pada hari Senin.