ESANDAR – Dolar Amerika Serikat (AS) jatuh ke level terendah hampir dua tahun terhadap euro pada hari Senin (27/07/2020) di tengah kekhawatiran tentang meningkatnya jumlah kasus infeksi virus corona di AS dan menjelang rapat Federal Reserve hari ini ketika bank sentral AS ini diharapkan untuk mengonfirmasi komitmennya untuk tingkat suku bunga terendah.
Ada ekspektasi tinggi The Fed bakal terus mengisyaratkan bahwa mereka siap untuk melakukan lebih banyak dalam jangka panjang, dan pemulihan ekonomi AS tidak akan mendekati semulus apa yang sedang berlangsung di Eropa.
The Fed diperkirakan akan mengulangi komitmen untuk mempertahankan suku bunga mendekati nol untuk tahun-tahun mendatang ketika menyimpulkan rapat kebijakan pada hari Rabu. Para investor akan mengawasi jalannya rapat tersebut untuk melihat apakah bank sentral AS mengindikasikan bahwa mereka akan meningkatkan pembelian utangnya yang lebih lama dan apakah batas imbal hasil kemungkinan akan berlanjut.
Wabah COVID-19 menghantam AS. Florida pada hari Minggu menjadi negara bagian dengan jumlah kasus baru infeksi virus corona tertinggi kedua, tepat di belakang California dan menjadi negara bagian kedua yang menyalip New York, yang merupakan negara paling parah pada awal wabah COVID-19 di AS.
Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin mengatakan pada hari Minggu bahwa undang-undang bantuan COVID-19 dari Republik akan diumumkan kepada publik pada hari Senin dan ia yakin partai tersebut dapat bergerak cepat dengan Demokrat untuk menuntaskan perbedaan mereka.
Yen sebagai safe-haven menguat karena kekhawatiran tentang memburuknya hubungan AS-Cina. Ketegangan meningkat setelah Washington pekan lalu memerintahkan konsulat Cina di Houston ditutup, mendorong Beijing untuk menutup konsulat AS di Chengdu.
Dolar AS berakhir turun 0,58% menjadi 105,34 yen, setelah sebelumnya jatuh ke 105,13, terlemah sejak 13 Maret.