ESANDAR, Jakarta – Indikator lapangan kerja AS bulan April, menjadi pijakan The Fed dijalurnya dalam menaikkan suku bunga secara bertahap dan tidak terburu-buru.
Sejumlah pejabat Federal Reserve senang dengan laporan pekerjaan bulan April. Hal ini membenarkan kebijakan mereka untuk secara bertahap menaikkan suku bunga. Bank Sentral AS juga masih mengharapkan kenaikan upah dan harga. Sementara pelaku pasar masih melihat seberapa cepat inflasi berbalik.
Indikator ekonomi AS terkini menyatakan adanya kenaikan pekerjaan sebesar 164.000 pekerjaan pada bulan April. Kenaikan ini mampu membuat tingkat pengangguran AS di bawah 4% untuk pertama kalinya dalam 17 tahun. Meskipun demikian, tekanan upah melunak. Kenaikan upah 12 bulan adalah 2,6% pada bulan April dan pembacaan bulan sebelumnya juga direvisi turun menjadi 2,6%.
Dengan kondisi ini, Bank Sentral AS diperkirakan akan menaikkan suku bunga setidaknya dua kali lagi ditahun ini pada bulan Juni dan September. Peluang menaikkan suku bunga hingga empat kali di tahun ini, nampaknya masih kecil. Pedagang yang menggunakan kontrak futures dana tunai sekarang melihat kenaikan suku bunga Juni sebagai kepastian. Sebagian besar pejabat Fed dibagi antara 3 atau 4 kenaikan suku bunga tahun ini. Bank sentral telah mendaki sekali pada bulan Maret.
Setelah pertemuan kebijakan minggu ini, Fed yang sebelumnya meremehkan kekhawatiran inflasi, meskipun favoritnya indeks inflasi, indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi telah naik ke tingkat 12 bulan 2%, mencapai target Fed untuk pertama kalinya dalam setahun. Sejauh ini mereka hanya melakukan sesedikit , meski akhirnya mengakui bahwa inflasi telah naik. The Fed juga mengisyaratkan mereka akan memungkinkan inflasi untuk melampaui target 2%.
Laporan pekerjaan memang menciptakan teka-teki bagi pejabat bank sentral. Para bankir sentral telah mengatakan bahwa inflasi dan upah akan meningkat begitu tingkat pengangguran turun di bawah 4,5%. Sekarang pejabat Fed harus terbuka untuk kemungkinan bahwa ukuran mereka dari tingkat “pekerjaan penuh” lebih rendah. Pada akhirnya, hal ini akan menjadi sebuah teka-teki tersendiri bagi The Fed, kapan pekerjaan bisa dikatakan penuh. (Lukman Hqeem)