Bursa saham Asia ditutup bervariasi pada hari Rabu (20/04/2022), karena imbal hasil obligasi terus meningkat dan China mempertahankan suku bunga utama untuk pinjaman perusahaan dan rumah tangga tetap stabil meskipun ada krisis COVID dan Ukraina.
Pernyataan yang bernada hawkish dari sejumlah pejabat Fed dan kemerosotan pendapatan Netflix Inc. yang dilaporkan paska perdagangan sebelumnya akibat jumlah pelanggan yang lebih rendah dari perkiraan juga membuat investor gelisah. Saham mereka anjlok 26 persen dalam perdagangan setelah jam kerja.
Indek Shanghai China jatuh 1,4 persen menjadi 3.151,05, dimana ada kekhawatiran pasar terkait pertumbuhan ekonomi akibat penguncian di Shanghai. Sejauh ini, Shanghai baru mengizinkan 4 juta lebih banyak orang keluar dari rumah mereka mulai hari ini setelah kontrol anti-virus dengan menutup kota terbesar di China itu mereda. Indeks Hang Seng Hong Kong tergelincir 0,4 persen menjadi 20.944,67 di tengah kekecewaan atas China yang tidak memangkas suku bunga pinjaman.
Indeks Nikkei Jepang naik 0,9 persen menjadi 27.217,85 setelah data menunjukkan bahwa ekspor tumbuh 14,7 persen tahun-ke-tahun dan impor tumbuh 31,2 persen tahunan di bulan Maret. Defisit 412 miliar yen ($3,2 miliar) untuk Maret lebih rendah dari bulan sebelumnya 670 miliar yen tetapi perkiraan analis empat kali lipat. Saham pemilik toko pakaian Uniqlo Fast Retailing melonjak 2,5 persen, dan investor teknologi SoftBank Group naik 1,4 persen.
Produsen mobil Honda, Toyota dan Nissan melonjak 4-5 persen karena pelemahan yen, sementara saham terkait chip seperti Advantest, Tokyo Electron dan Screen Holdings turun 1-2 persen.
Bursa saham Seoul pulih dari penurunan awal menjadi berakhir dengan catatan datar karena investor tetap waspada terhadap ketidakpastian atas kebijakan moneter AS dan stagflasi.