Yen siap naik kembali

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR –  Akhirnya Yen menyentuh titik terlemahnya terhadap dolar sejak Desember 1986 pada perdagangan di hari Rabu (26/06/2024) pada sesi Eropa, sebelum perdagangan sesi AS dibuka. Pasangan USD/JPY naik sebanyak 0,45% menjadi 160,39. Tekanan jual terhadap mata uang tersebut terus berlanjut, meskipun ada peringatan berulang kali dari pejabat Jepang mengenai kemungkinan intervensi dalam menghadapi volatilitas yang berlebihan.

Dolar AS menguat dimana para investor juga berhati-hati dan menghitung mundur hingga rilis data inflasi AS pada akhir minggu. Sementara itu terjadi lonjakan inflasi di Australia ke level tertinggi dalam enam bulan mengirim Dolar Australia (Aussie) dalam perdagangan AUD/USD naik 0,3% menjadi $0,6667 di pasar yang tenang karena para pedagang mulai memperkirakan risiko 30% dari kenaikan suku bunga Reserve Bank of Australia (RBA) segera pada bulan Agustus.

Kejutan serupa pada data inflasi Kanada juga membuat lonjakan pada dolar Kanada, dalam perdagangan USD/CAD yang sempat melonjak ke level tertinggi tiga minggu.

Pada dasarnya, penguatan Dolar AS saat ini terus didukung oleh data ekonomi yang baik seperti yang baru-baru ini kita lihat dari PMI AS pada Jumat lalu dan laporan Keyakinan Konsumen AS kemarin. Data tersebut menjaga ekspektasi suku bunga tetap stabil sekitar dua kali pemotongan pada akhir tahun dan mendukung sentimen risiko di tengah peningkatan pertumbuhan.

Disisi lain, Yen dalam kondisi ini akan terus melemah terhadap mata uang utama. Kita mungkin memerlukan data pertumbuhan AS yang lemah untuk melihat kekuatan Yen yang berkelanjutan, meskipun hal ini mungkin tidak akan bertahan lama jika tidak cukup untuk membuat pasar memperhitungkan penurunan suku bunga yang lebih agresif bagi The Fed.

Secara teknis, dengan menggunakan grafik harian, kita dapat melihat bahwa USDJPY setelah penurunan kecil pada hari Senin, kembali naik ke level intervensi di level 160,00. Ingatlah bahwa intervensi tidak dapat dijamin karena Jepang sedang berjuang melawan fundamental yang kuat dan pasar yang jauh lebih besar dari mereka.

Meskipun demikian, kita mungkin melihat reaksi seperti yang kita lihat pada hari Senin karena pembeli dapat menyesuaikan posisi mereka dan penjual dapat mengumpulkan risiko tertentu di atas level tersebut. Untuk saat ini, jalur yang paling sedikit resistensinya adalah ke sisi atas.

Pada grafik 4 jam, kita melihat bahwa jika USD/JPY turun dari level intervensi, kemungkinan akan mundur di sekitar level support 158,00 di mana kita juga dapat menemukan level Fibonacci retracement 38,2% sebagai pertemuan. Aksi jual dapat berlangusng terus dan membuat USD/JPY menembus level support 158,00 untuk meningkatkan gerak bearish ke garis tren utama di sekitar level 156,00.

Pada grafik 1 jam, kita dapat melihat bahwa USD/JPY memiliki garis tren naik kecil yang menentukan momentum bullish saat ini. Pembeli kemungkinan akan terus bersandar pada garis tren dengan risiko yang ditentukan di bawahnya untuk memposisikan penembusan di atas resistensi 160,00 dengan pengaturan risiko yang lebih baik. Sebaliknya, para penjual, ingin melihat harga menembus lebih rendah untuk meningkatkan keyakinan mereka ke level support 158,00.

Sementara di tempat lain euro dalam perdagangan EUR/USD stabil pada $1,0714 di sesi Asia dan pada 159,78 per dolar, tingkat yen membuat pasar waspada untuk melakukan intervensi karena hal tersebut tidak jauh dari kemungkinan pihak berwenang Jepang akan mengambil tindakan untuk membeli yen pada bulan April.

Pasar memperkirakan bahwa data AS pada hari Jumat menunjukkan pertumbuhan tahunan indeks pengeluaran konsumsi pribadi inti yang disukai Federal Reserve melambat menjadi 2,6% pada bulan Mei, terendah dalam lebih dari tiga tahun dan membuka jalan bagi penurunan suku bunga.

Namun para eksekutif Fed terus memberikan sinyal bahwa mereka tidak akan terburu-buru, dimana Gubernur Fed Lisa Cook dan khususnya Michelle Bowman menekankan bahwa keputusan akan bergantung pada data. “Inflasi di AS masih tinggi, dan saya masih melihat sejumlah risiko kenaikan inflasi yang mempengaruhi prospek saya,” kata Bowman.

Dolar Australia dalam perdagangan AUD/USD turun 0,1% menjadi $0,6640 dan dolar Selandia Baru dalam perdagangan NZD/USD juga merosot ke $0,6115, dengan pergerakan kecil mencerminkan perdagangan yang tipis.

Citi mengatakan minggu ini bahwa etradernya menemukan volume FX antar bank sekitar 40% lebih rendah dari rata-rata tiga puluh hari. Poundsterling dalam perdagangan GBP/USD stabil di $1.268