Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR – Pasangan USD/JPY merosot 130 pip pada perdagangan di hari Senin, kemudian bangkit 130 pip pada hari Selasa dan kini turun 130 pip. Ini adalah pergerakan yang lebar dalam pasangan yang dulunya dikenal sebagai pasangan yang mengantuk. Sejak awal minggu ini, ramainya perdagangan menjadi sentiment penggerak, namun hari ini fokus pasar adalah pada data ekonomi AS. Pembacaan yang lemah pada data ketenagakerjaan ADP dan jasa ISM menjadi katalisator aksi jual Dolar AS.

Sementara PMI jasa Jepang menurun sedikit pada bulan Mei tetapi tetap di atas titik impas yang menunjukkan ekspansi, menurut data yang dirilis semalam. Pertemuan Bank of Japan berikutnya dijadwalkan pada 16-17 Juni.

Penjualan belum terjadi sampai dimulainya sesi perdagangan AS dimana data mulai saling bersilangan. Untuk sisi negatifnya, jatuhnya pasangan USD/JPY adalah menuju level support pada level terendah intraday kemarin di 142,36 diikuti oleh level terendah minggu lalu di 142,10.

Kedepannya, pelaku pasar akan meninjau imbal hasil Treasury AS karena tenor 10 tahun telah jatuh ke level terendah satu bulan di 4,35%. Pasar juga sepenuhnya memperkirakan penurunan suku bunga baru akan dilakukan di bulan September.

Dolar Australia atau Aussie mempertahankan kenaikannya baru-baru ini di sekitar $0,649 pada hari Kamis (05/06/2025), didukung oleh pelemahan dolar AS dan kenaikan PMI sektor jasa Cina, meskipun neraca perdagangan domestik melemah. Perekonomian Australia dilaporkan terengah-engah di kwartal pertama, yang telah mendorong ekspektasi penurunan suku bunga ketika Reserve Bank of Australia bertemu pada bulan Juli menjadi 80%.

Saat ini ada keyakinan bahwa itu “cukup adil.” Ada keseimbangan probabilitas yang condong ke arah prospek penurunan suku bunga pada pertemuan kebijakan itu, meskipun tidak seyakin itu dengan hasil yang diharapkan secara luas. Faktor-faktor seperti pasar tenaga kerja yang masih ketat dan pertumbuhan produktivitas yang lemah dapat meningkatkan kehati-hatian RBA. Pada akhirnya, inflasi Australia mungkin masih akan menunjukkan beberapa kekakuan yang tersisa.

Dolar AS tetap berada di bawah tekanan di tengah data ekonomi AS yang lemah, dengan para pedagang menunggu angka perdagangan dan klaim pengangguran di kemudian hari. Dolar Australia menemukan dukungan lebih lanjut setelah PMI Jasa Caixin Cina, indikator utama dari mitra dagang terbesar Australia ini naik menjadi 51,1 pada bulan Mei dari 50,7 pada bulan April, yang menandakan ekspansi yang berkelanjutan.

Sementara itu, surplus perdagangan Australia menyempit menjadi AUD 5,41 miliar pada bulan April, di bawah ekspektasi dan turun dari AUD 6,89 miliar yang direvisi pada bulan Maret. Penurunan tersebut didorong oleh penurunan ekspor sebesar 2,4% dan kenaikan impor sebesar 1,1%.

Di sisi geopolitik, perkembangan perdagangan juga menarik perhatian karena Trump menyebutnya “sangat sulit” untuk berurusan dengan Xi, sementara Tiongkok mengincar kesepakatan Airbus besar dalam pergeseran menuju hubungan UE yang lebih erat.

Dolar AS sendiri melemah terhadap sejumlah mitra dagang utamanya pada hari Rabu, kecuali kenaikan terhadap yen, sebelum hari yang sibuk dengan rilis data ekonomi yang dimulai dengan data penggajian swasta ADP.

Data nonmanufaktur dari S&P Global, diikuti oleh data nonmanufaktur dari ISM serta stok minyak mingguan yang dijadwalkan akan dirilis kemudian, dapat menjadi pertimbangan pelaku pasar. Sementara laporan Beige Book dari The Fed akan dirilis juga.