Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR – Bursa saham Asia menguat dalam perdagangan Selasa (17/12/2019) setelah indek bursa saham Amerika Serikat mencapai rekor baru. Data ekonomi yang kuat dari China ikut membantu kenaikan indek saham Nikkei dan Hang Seng. Indek Nikkei 225 Jepang naik 0,5% pada awal perdagangan. Indek Kospi Korea Selatan, naik 1,1%. Indek Hang Seng Hong Kong naik.

Di antara saham individu yang menarik perhatian pasar diantaranya adalah saham produsen minyak Inpex naik di perdagangan Tokyo, bersama dengan SoftBank dan Konami. Di bursa Hong Kong, CNOOC, Tencent, dan Country Garden, naik. Samsung melonjak di Korea Selatan.

Pada perdagangan sebelumnya, indek bursa saham AS di Wall Street, S&P 500 dan Nasdaq mencatat rekor tertinggi sepanjang masa untuk ketiga hari perdagangan berturut-turut. Indek Dow Jones sendiri mengalahkan rekor tertinggi terakhir pada akhir November.

Sementara itu, laporan dari China yang membantu mendorong reli bursa saham adalah pertumbuhan dalam aktivitas pabrik dan penjualan ritel yang mengalahkan ekspektasi analis untuk bulan lalu. Pasar juga mendapatkan dorongan kepercayaan setelah akhir pekan lalu Amerika Serikat dan China mencapai kesepakatan perdagangan “fase satu” yang telah lama ditunggu-tunggu. Pakta perdagangan menghapus beberapa ketidakpastian yang tergantung pada bisnis dan investor.

Kenaikan pasar saat ini memiliki arti penting. Investor bisa cukup optimis memasuki tahun 2020 dengan keyakinan bahwa perekonomian berangsur membaik. Jika demikian maka bisa dilihat pula pertumbuhan ekonomi global muncul di cakrawala.

Indek S&P 500 naik 22,65 poin, atau 0,7%, menjadi 3,191.45. Indek naik dalam empat hari beruntun . Indek Dow Jones naik 100,51 poin, atau 0,4% menjadi 28.235,89. Indek Nasdaq naik 79,35 poin, atau 0,9%, menjadi 8.814,23.

AS dan China sepakat pekan lalu untuk memangkas tarif beberapa barang masing-masing dan menunda ancaman tarif lainnya, pertama kali kedua negara mundur dari jurang dalam 17 bulan pertarungan dagang mereka.

Sebagai imbalannya, Cina berjanji untuk meningkatkan pembelian pertanian, energi, dan barang-barang lainnya dari AS dan berhenti memaksa perusahaan-perusahaan AS untuk menyerahkan teknologi sebagai syarat melakukan bisnis di negara itu.

Kesepakatan perdagangan sementara adalah salah satu dari “trifecta of positive katalis” yang melanda pasar pekan lalu dan dapat membantu mendukungnya hingga akhir tahun, tulis ahli strategi Morgan Stanley dalam sebuah catatan penelitian. Yang lain adalah Federal Reserve yang tampaknya berkomitmen untuk menjaga suku bunga rendah dan potensi untuk keluar secara teratur oleh Inggris dari Uni Eropa setelah pemilihan UK pekan lalu. (LH)