Pasangan USD/JPY masih bergerak dalam kisaran diawal perdagangan sesi Asia pada Kamis (30/06/2022) di sekitar level tertinggi sejak 1998, bergerak di kisaran 136,60. Secara teknis, meski kondisi mengalami jenuh beli dari indikasi RSI, dan level resisten nampak menjadi rintangan yang menantang pembeli secara intraday, pasangan yen ini tetap di radar bullish setelah naik selama empat hari berturut-turut.
Dapat dikatakan, level tertinggi multi-tahun sebelumnya di sekitar 136,70, yang ditandai selama minggu lalu, tampaknya membatasi upaya naik pasangan USD/JPY. Namun setelah mampu menerobos level ini kembali, dimana garis resistensi naik satu minggu dapat menantang aksi beli di sekitar 137,00 sebagai target selanjutnya.
Bila pasangan ini masih cukup kuat, melewati 137,00, sebagai garis Fibonacci Expansion (FE) 61,8% dari pergerakan 16-23 Juni, maka target kenaikan selanjutnya adalah di dekat 137,50.
Sebaliknya, SMA 20 dan garis support miring ke atas dari 16 Juni membatasi penurunan langsung di sekitar 135,85. Juga menantang beruang adalah sinyal MACD optimis dan divergensi RSI bullish. Perlu dicatat bahwa penembusan sisi bawah 135,85 tidak akan ragu untuk mengarahkan bear USD/JPY menuju support SMA 100 di 134,90 sementara terendah Kamis lalu di sekitar 134,25 dapat menantang penjual sesudahnya.