Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh Reuters, memastikan bahwa Bank sentral AS, The Federal Reserve akan menaikkan suku bunga pada Desember ini.

Jajak pendapat yang dilakukan oleh Reuters ini melibatkan 103 ekonom dari 19 bank besar yang berhubungan dengan The Fed. Hasilnya, Desember ini suku bunga The Fed akan menjadi 1,25% hingga 1,50%.

Responden yang disurvei, juga mayoritas memperkirakan akan ada tiga kali lagi kenaikan suku bunga di tahun 2018. Sebelumnya di dua minggu sebelumnya mayoritas jajak pendapat tersebut hanya 2 kali kenaikan di tahun depan.

Perkiraan ekonom yang akan menaikkan suku bunga tiga kali di tahun depan memang sesuai harapan dari The Fed sendiri. Meski demikian, ada kekhawatiran baru terkait dengan masih lemahnya inflasi AS.

Masalah Inflasi yang rendah, bukan hanya dihadapi oleh The FED saja, hampir semua bank-bank sentral besar dunia ini menghadapi masalah ini. Ini merupakan tantangan tersendiri bagi The Fed dan bank sentral lainnya bahwa kondisi ekonomi baru ini sudah menjadi tren sejak berakhirnya krisis 2008 lalu.

The Fed dalam melihat inflasi selalu berlatar kepada data core PCE atau data indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi di luar makanan dan energy. Dalam hal ini, The Fed telah menurunkan target inflasi hanya sebesar 2% selama 6 tahun ini. Menurut survei terbaru, diperkirakan bahwa angka core PCE akan di bawah rata-rata 2% hingga 2019 nanti.

Di sisi lain, ekonomi AS berkembang di kuartal ketiga jadi 3,3% dan merupakan laju ekonomi tercepat dalam 3 tahun terakhir. Dan hasil survei Reuters menyarankan bahwa laju pertumbuhan setidaknya bertahan di atas angka 3% hingga semester pertama 2019 nanti. Perkiraan pertumbuhan paling optimis pada tahun depan sekitar 3,7%, masih jauh dari level puncak 5,6% pada kuartal 4 2009 atau sesaat setelah krisis.

Salah seorang ekonom yang menjadi responden, Brett Ryan dari Deutsche Bank, menyatakan bahwa kebijakan moneter sekarang ini tidak mendorong pertumbuhan karena sedang berusaha kembali ke titik netral dari tingkat suku bunga tersebut. Ryan berpendapat bahwa angka netral dari suku bunga The Fed ada di kisaran 2,75%, dan dirinya merasa yakin bahwa The Fed dapat melakukan kenaikan suku bunga tanpa memperlambat ekonomi itu sendiri. Ryan mengamini pernyataan Yellen didepan Kongres AS, bahwa ketika suku bunga naik maka inflasi juga akan mengikuti tren kenaikan pula.

Survei Reuters tersebut dilakukan sesaat sebelum Senat AS meloloskan reformasi pajak akhir pekan lalu di mana pemotongan pajak tersebut akan menghasilkan defisit anggaran $1,4 triliun selama 10 tahun. Jajak pendapat yang dilakukan pada Oktober lalu, menyatakan bahwa 80% responden menilai reformasi pajak tidak diperlukan karena ada risiko yang lebih besar dan lebih cepat. (Lukman Hqeem)