Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

Bursa saham Asia berjuang untuk mendapatkan arah perdagangan di hari Jumat (02/09/2022) saat dolar AS masih berdiri tegak. Para investor bersiap dengan laporan tenaga kerja AS – nonfarm payroll – yang selanjutnya adalah bersiap atas kenaikan suku bunga yang lebih agresif dari Federal Reserve. Sementara itu, kabar terjadinya penguncian baru di China telah memicu kekhawatiran tentang pertumbuhan global.

Saat ini semua mata tertuju pada Data penggajian non-pertanian AS untuk bulan Agustus. Analis memperkirakan 300.000 pekerjaan ditambahkan bulan lalu, sementara pengangguran melayang di 3,5%. Investor mungkin tidak menyukai angka yang kuat jika mendukung kelanjutan kenaikan suku bunga agresif dari Fed, yang selanjutnya dapat mendorong dolar AS dan memacu aksi jual obligasi.

Pasar berjangka telah memperhitungkan kemungkinan sebesar 75% bahwa  the Fed akan menaikkan suku bunganya sebesar 75 basis poin pada pertemuan September ini. Keyakinan ini naik, dibandingkan dengan probabilitas 69% sehari sebelumnya.

Pada hari Jumat, indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,5%, siap mencatatkan kinerja mingguan terburuk sejak pertengahan Juni dengan penurunan 3,6%, karena meningkatnya ekspektasi kenaikan suku bunga global yang hawkish menghantam aset berisiko. Indek Nikkei 225 Jepang turun 0,1%, Indek Hang Seng Hong Kong turun 1,0% dan Indek KOSPI Korea Selatan nyaris tidak berubah.

Pasar secara luas terus menyerap hal apa pun yang diperlukan oleh bank sentral untuk menurunkan inflasi, meski pertumbuhan ekonomi global bakal jauh lebih lambat. Sementara ekonomi China yang melemah merupakan faktor khusus yang memperkuat dalam skenario itu.

Hal yang lebih memprihatinkan adalah bahwa titik panas COVID-19 di China bergeser dari daerah dan kota terpencil ke provinsi yang jauh lebih penting bagi ekonomi nasional China. Mempertimbangkan bahwa Beijing akan mempertahankan kebijakan nol-COVID-nya hingga Maret 2023, ketika perombakan (kepemimpinan) selesai sepenuhnya, tetapi kami sekarang mengharapkan langkah pelonggaran kebijakan nol-COVID yang lebih lambat setelah Maret 2023.