ESANDAR, Jakarta – Kembali Bank of Korea memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga saat ini. Sebagaimana diumumkan pada Kamis (25/05) di Seoul.
Keputusan ini menandai selama enam bulan berturut-turut tidak berubah. Kondisi ekonomi Korsel dianggap cukup stabil meski inflasi terlihat masih di bawah target dan ada friksi perdagangan dengan Amerika Serikat dan Cina. Konflik ini meningkatkan kekhawatiran investor terhadap pertumbuhan ekonomi negeri ginseng yang bergantung pada ekspor.
Komite kebijakan moneter Bank of Korea mempertahankan tingkat suku bunga pada level 1,5 %. Hasil ini sejalan dengan perkiraan sejumlah analis dalam jajak pendapat Reuters. Mayoritas analis melihat bank sentral akan menaikkan suku bunga setidaknya pada bulan Juli nanti. Mereka percaya bahwa kenaikan tersebut akan menjadi satu-satunya peningkatan di tahun ini. Tidak ada rapat kebijakan moneter oleh Bank Sentral untuk bulan Juni.
Komite kebijakan moneter bank sentral tersebut, diyakini tidak secara bulat mencapai kesepakatan dalam mempertahankan suku bunga saat ini. Ada kemungkinan pejabat yang tidak setuju dengan hasil pertemuan pada Kamis kemarin. Setiap suara yang tidak setuju, biasanya akan diumumkan oleh Gubernur Bank Sentral Lee Ju-yeol kemudian.
Saat ini BoK tengah mencari peluang untuk menaikkan suku bunga agar selaras dengan kebijakan moneter AS. Mereka ingin perbedaan perbedaan tingkat suku bunga diantara dua negara bisa dikurangi.
Para pembuat kebijakan tersebut semakin gusar dengan keamanan ekspor mereka. Perang Dagang AS – Cina menjadi cerminan bagaimana alotnya negosiasi antara kedua belah pihak. Kondisi ini sedikit banyak akan berimbas pada ekonomi Korea Selatan pula. Pasalnya, penurunan ekspor Cina ke AS akan berdampak pada permintaan Cina atas produk mereka pula. Selama ini sejumlah barang-barang Cina khususnya elektronik dan telekomunikasi, sebagaian onderdilnya berasal dari Korea Selatan.
Sejauh ini, AS dan Cina terus melakukan perundingan untuk menyelesaikan friksi perdagangan. Kabar terkini, Cina setuju untuk mengurangi defisit perdagangan AS meskipun Beijing enggan menyatakan jumlah pasti yang akan dipangkasnya.
Pada bulan April, BoK memangkas proyeksi inflasi 2018 menjadi 1,6 % dari 1,7 % dari sebelumnya, tetapi tetap positif dengan melihat dasar-dasar pertumbuhan Korea Selatan.
Sementara pertumbuhan ekonomi Negeri Ginseng ini masih tetap sebesar 3 % tahun ini. Gubernur Lee Ju-yeol mengatakan pada pekan lalu kondisi pasar kerja lokal yang sulit dan eskalasi awan perdagangan AS, akan menjadi ancaman pertumbuhan ekonomi dimasa depan. (Lukman Hqeem)