Angka Produksi Jerman menurun, Euro terpelanting

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Ekonomi Jerman tumbuh pada kecepatan yang lebih lambat pada kuartal pertama 2018 dibandingkan pada kuartal terakhir 2017, mengurangi kemungkinan satu tahun lagi tingkat pertumbuhan bintang.

Jerman, sebagai negara dengan perekonomian terbesar di Eropa mengalami pertumbuhan sebesar 0,3% pada kuartal tersebut dan sebesar 2,3% pada tahun ini, demikian papara Kantor Statistik Federal Destatis pada hari Kamis (24/05). Hasil ini sekaligus membenarkan perkiraan pertamanya yang dipublikasikan sebelumnya pada bulan Mei.

Pada tingkat pertumbuhan tahunan, ekonomi Jerman melambat menjadi 1,2% pada kuartal pertama dari 2,5% pada kuartal keempat tahun lalu. Data dari Kantor Statistik Federal seakan juga mengkonfirmasikan perkiraan pertamanya.

Dengan hasil yang demikian ini, menunjukkan adanya perlambatan dalam tingkat pertumbuhan. Salah satunya karena ekspor Jerman yang turun 1,0% pada kuartal ini, sementara impor mundur 1,1% selama kuartal terakhir 2017.

Disisi lain, tingkat konsumsi rumah tangga Jerman meningkat sebesar 0,4%, sementara konsumsi pemerintah turun 0,5%, menandai penurunan pertama dalam hampir lima tahun, mengurangi pertumbuhan produk domestik bruto, kata Destatis.

Investasi tanaman dan mesin meningkat tumbuh 1,2% pada kuartal pertama 2018 setelah tumbuh 0,7% pada kuartal terakhir 2017.

Sementara itu, tingkat kepercayaan konsumen Jerman melemah pada bulan Juni, data survei dari kelompok riset pasar GfK melaporkan pada hari Kamis pula. Indeks sentimen konsumen ke depan turun 0.1 poin menjadi 10.7 pada bulan Juni. Ekspektasi ekonomi tetap sama dan ekspektasi penghasilan sedikit meningkat sedikit. Sebaliknya, kecenderungan untuk membeli mengalami penurunan pada bulan Mei.

Indeks ekspektasi ekonomi tetap stabil di 37.4 pada bulan Mei sebagai intensifikasi lebih lanjut dari situasi internasional yang disebabkan oleh pemutusan secara sepihak dari kesepakatan nuklir Iran oleh Amerika Serikat sehingga membuat konsumen lebih tidak pasti tentang prospek ekonomi. Indikator ekspektasi penghasilan naik 0.7 poin menjadi 54.2 pada bulan Mei. Prospek ekonomi dan pasar tenaga kerja yang stabil merupakan pilar utama indikator pendapatan.

Berbeda dengan ekonomi dan ekspektasi penghasilan, kecenderungan untuk membeli turun 4.1 poin menjadi 55.9 poin. Meskipun musim gugur ini, kecenderungan untuk membeli tetap pada tingkat yang sangat tinggi. (Lukman Hqeem)