George Soros Bitcoin Bukan Mata Uang

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Dalam pertemuan ekonomi dunia di Davos, Swiss, George Soros, menyatakan bahwa Bitcoin bukanlah sebuah mata uang. Pandangan ini disampaikan bersama dengan kekhawatiran Soros lainnya akan kondisi ekonomi dunia saat ini.

Menurut Soros, terdapat sejumlah masalah yang menimbulkan keprihatinan dan memicu kekhawatirannya akan masa depan ekonomi dunia. Dunia yang revolusioner, membuat kondisi dunia berfluktuasi cukup hebat. Sejumlah peristiwa di Asia, misalnya akan memberikan dampak yang luas bagi perekonomian dibelahan dunia lainnya.

Setidaknya terdapat lima isu yang menjadi perhatian Soros. Pertama adalah masalah nuklir, politik AS, perusahaan IT, bitcoin dan Uni Eropa.

Ancaman perang nuklir antara AS dengan Korea Utara sempat menghebohkan dunia perdagangan dan ini menurut Soros tidak dapat diabaikan. Kedua pemimpin masih keras kepala sehingga bahaya perang akan mudah tercipta. Soros menyebut bahwa peran China haruslah hadir untuk mencegah perang nuklir tersebut di mana ikut sertanya Beijing bisa menjadi kunci selesainya masalah geopolitik tersebut.

Soros juga menyatakan bahwa kemampuan manusia untuk memanfaatkan kekuatan alam baik untuk tujuan konstruktif maupun destruktif terus berkembang, namun kemampuan manusia untuk mengendalikan diri masih fluktuasi.

Faktor yang kedua yaitu masalah politik AS, di mana dirinya menganggap bahwa administrasi Trump bisa membahayakan dunia, namun itu memang bersifat sementara karena dirinya berharap pihak Demokrat memenangkan pemilu paruh waktu di tahun ini. Rupanya Soros masih menyimpan dendam kepada Trump karena investor dunia ini telah kehilangan sekitar $1 milyar sesaat setelah Trump menang pilpres.

Faktor yang ketiga adalah tingkah laku perusahaan-perusahaan teknologi dunia yang disebutnya dengan istilah FAANG, yang terdiri dari Facebook, Amazon, Apple, Netflix dan Google. Kelima perusahaan IT menurut Soros telah membentuk sebuah monopoli model baru sehingga dapat menghambat inovasi dari pihak lain. Meski demikian, Soros tidak menampik bahwa FAANG sering kali juga memainkan peran positifnya.

Soros prihatin bahwa perusahaan media sosial ini telah merubah cara orang berpikir sehingga beberapa hasil pemilu memang merupakan pengaruh medsos tersebut. Dirinya menyebut bahwa dominasi FAANG ini akan segera memudar seiring dengan berjalannya waktu dan perpajakan.

Ketika ditanya masalah Bitcoin, Soros menyatakan bahwa deskripsi selama ini tentang bitcoin telah keliru dengan dasar bahwa bitcoin bukanlah sebuah mata uang. Menurutnya bahwa fungsi mata uang haruslah menjadi nilai simpanan yang stabil dan mata uang yang berfluktuasi 25% per harinya tidak dapat digunakan untuk membayar upah misalnya.

Masalah nasionalisme Eropa sebagaimana yang terlihat dalam kerjasama internasional telah meningkat sejak 30 tahun yang lalu, menimbulkan nasionalisme yang membahayakan dunia. Soros melihat bahwa Uni Eropa harus di reformasi menyesuaikan diri dengan perkembangan dunia. Menurutnya, seandainya Inggris ingin bergabung kembali maka Brussel haruslah menyambutnya dengan gembira. Seperti kita ketahui bahwa salah satu penyebab keluarnya Inggris dari pasar tunggal Eropa tersebut karena nilai-nilai Uni Eropa masih sangat kaku dan tidak mengikuti perkembangan zaman. (Lukman Hqeem)