Bursa Saham Menurun

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Bursa Saham AS kembali mencatatkan rekor kenaikan barunya. Laporan sejumlah emiten yang sangat menjanjikan telah mendorong indek bursa S&P 500 dan Dow Jones ke posisi tertinggi.

Volatilitas perdagangan terjadi ditengah penguatan Dolar AS paska pernyataan Presiden Donald Trump di Davos.  Dolar yang kuat, sebagai symbol kekuatan ekonomi AS, memiliki sisi negatif bagi daya saing perusahaan-perusahaan dimana mereka memiliki sumber pendapatan dari penjualan diluar negeri. Produk mereka akan lebih mahal dengan sendirinya sehingga memberatkan persaingan.

Indek bursa saham AS Dow Jones naik 140.67 poin atau 0.5%, berakhir di 26,392.79,dimana saham 3M Co. dan Boeing Comenjadi saham pemimpin kenaikan.  Indek S&P 500 berakhir naik 1.71 poin ke 2,839.25 sementara Indek Nasdaq turun 3.89 poin ke 7,411.16.

Menteri Keuangan Steven Mnuchin yang sehari sebelumnya membuat pernyataan bahwa dolar yang lemah akan baik bagi perdagangan AS, menurut Donald Trump diluar konteks. Dalam sebuah wawancara dengan CNBC di sela-sela pertemuan ekonomi dunia di Davos, Swiss, Trump kembali menegaskan keinginannya agar Dolar AS bisa kembali kuat dan lebih kuat lagi. Tak ayal pernyataan ini mendorong Dolar AS dipasar uang langsung naik, berbalik arah dari tekanannya. Indek Dolar AS bahkan bangkit dari posisi terendahnya dalam tiga tahun terakhir ini.

Dari awal perdagangan yang optimis, diujung sesi perdagangan terganggu dengan penguatan Dolar AS. Secara teknis, gagalnya menembus level resisten bisa menjelaskan kejadian ini. Bagaimana tidak, setelah naik secara signifikan sepanjang bulan ini, kekuatan pasar melemah saat mencoba uji resisten. Pasar mengalami jenuh beli. Terukur dari indek kekuatan relative sejak 1996.

Wajar jika ditengah kenaikan bursa saham AS ini, perlu diwaspadai kemungkinan koreksi. Setidaknya sebesar 10% dari posisi puncaknya, sebagaimana dibulan Maret lalu. Kemudian setidaknya juga perlu tiga hingga lima bulan untuk bisa pulih kembali. Sesudahnya, diperkirakan pasar akan menggenjot naik kembali.

Saham-saham yang bersinar antara lain saham 3M yang naik 1.9%, sehingga bisa membagi deviden sebesar $1.36 per saham atau naik 16%. 3M melaporkan pendapatan kuartal empatnya lebih baik dari perkiraan. Saham Amazon.com Inc. naik 1.5% setelah harga saham mereka ditargetkan bisa naik ke $1,800. Saham Freeport-McMoRan Inc. naik 1.1% setelah pengusaha tambang dan logam ini membukukan pendapatan kuartal empat yang bagus.

Sejumlah data ekonomi AS juga beragam hasilnya. Klaim pengangguran AS naik 17 ribu menjadi 233 ribu dalam seminggu hingga 20 Januari. Meski naik, angka pengangguran masih dibawah 240 ribu, sebagaimana perkiraan pasar. Angka penjualan hunian baru mencapai 625 ribu, naik dibulan Desember, ungkap Departemen Perdagangan pada hari Kamis.

Secara terpisah, pihak European Central Bank akhirnya memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga saat ini. ECB memang diharapkan masih mempertahankan tingkat suku bunganya saat ini dalam periode yang lebih lama lagi sembari mengakhiri kebijakan pembelian aset, yang rencananya akan akan diakhiri pada September ini.

Indek Eropa berakhir turun setelah Presiden ECB Mario Draghi menyatakan bahwa perekonomian zona Euro mengalami peningkatan.  Hal ini mampu membuat nilai tukar Euro naik . Sementara hampir semua bursa saham di Asia ditutup minus. Dari bursa komoditi dikabarkan bahwa harga emas berjangka ditutup menguat meski harga minyak mentah yang sempat naik diawal sesi perdagangan, akhirnya berbalik turun. (Lukman Hqeem)