Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

Sentimen pasar tetap tidak jelas di tengah liburan imlek di China dan “masa senyap (black out)” dari eksekutif Federal Reserve Amerika Serikat, sepekan sebelum pertemuan berkala mereka pada akhir bulan ini.  Sementara itu, sejumlah data ekonomi yang dirilis pada hari Selasa (24/01/2023) masih memberikan sinyal campuran dari Australia, Selandia Baru, dan Jepang. Sinyal yang dikirim gagal memberikan araha pasar yang jelas.

Sambil menggambarkan suasana hati, indek S&P 500 Futures menolak mengikuti kenaikan yang terjadi di Wall Street dengan bergerak mundur dari posisi tertinggi enam minggu yang ditandai pada hari sebelumnya, berputar paling lambat ke 4.030-35. Di baris yang sama, imbal hasil obligasi Treasury AS 10 tahun dan dua tahun menghentikan langkah pemulihan tiga hari dengan berjuang di sekitar 3,51% dan 4,21% pada saat penulisan. Selanjutnya, harga Emas dan Minyak mencetak kenaikan ringan sementara Indeks Dolar AS (DXY) mundur.

Meskipun demikian, pembacaan pertama data aktivitas bulan Januari dari Jepang, Australia, dan Selandia Baru beragam, sebagian besar positif, yang pada gilirannya mendorong kembali kekhawatiran resesi yang menjulang. Namun, ekspektasi inflasi AS sesuai dengan tingkat inflasi impas 10 tahun dan 5 tahun dari data St. Louis Federal Reserve (FRED) naik untuk hari ketiga berturut-turut, masing-masing menjadi 2,28%, yang pada gilirannya membenarkan sebelum pemadaman listrik. komentar Fed yang hawkish dan menantang sentimen.

Selain itu, berita bahwa AS menghadapi China atas hubungan perusahaan dengan upaya perang Rusia, yang dibagikan oleh Bloomberg, bergabung dengan pembicaraan seputar plafon utang AS di Senat untuk menyelidiki optimisme pasar.

Selanjutnya, pembicaraan tentang kenaikan suku bunga 50 bps dari Bank Sentral Eropa (ECB) dan kekhawatiran hawkish seputar Bank Jepang (BoJ) juga membebani selera risiko.

Sebagai alternatif, surutnya kesengsaraan dari perlambatan ekonomi yang akan datang dan optimisme terkait China di pasar membuat para pedagang tetap positif. Selain itu yang mendukung sentimen bisa jadi bias dovish di sekitar Federal Reserve AS (Fed), serta data AS yang lebih lemah akhir-akhir ini.

Perlu dicatat bahwa suasana hati-hati menjelang pembacaan pertama IMP Global S&P bulan Januari dan Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal keempat (Q4) untuk AS tampaknya menantang momentum pedagang di tengah liburan Tahun Baru Imlek (LNY) China dan keheningan Fed.