ESANDAR, Jakarta – Indikator ekonomi Inggris terkini menunjukkan adanya kegiatan bisnis di sektor konstruksi bangkit kembali pada bulan April setelah mencapai titik terendah dalam 20 bulan terakhir ini pada catatan kinerja di bulan Maret, demikian hasil jajak yang dipublikasikan pada hari Rabu.
Perusahaan informasi keuangan IHS Markit mengatakan indeks pembelian manajerial untuk industri konstruksi naik menjadi 52,5 pada bulan April, naik dari 47,0 pada bulan Maret. Angka April juga lebih tinggi dari pembacaan 51,4 pada Februari, dan merupakan metrik tertinggi sejak November 2017. Angka 50 sebagai titik yang memisahkan ekspansi dari kontraksi. Dibawah angka 50 menunjukkan adanya kontraksi dan begitu pula sebaliknya, diatas angka tersebut menunjukkan adanya ekspansi.
“Sebuah rebound dalam aktivitas konstruksi cukup baik tak terelakkan setelah hujan salju mengakibatkan gangguan parah di situs selama bulan Maret. Bangunan rumah memimpin jalan, dengan pertumbuhan pada bulan April di antara yang terkuat terlihat selama dua setengah tahun terakhir,” kata Tim Moore, Direktur IHS Markit.
“Namun … bangunan komersial dan pekerjaan teknik sipil [naik] hanya sedikit … pemulihan dari titik rendah Maret agak underwhelming dan memberikan indikasi bahwa sektor konstruksi telah menginjak air,” kata Moore.
Poundsterling pada perdagangan sebelumnya mengalami tekanan, setelah data manufaktur Inggris turun ke level terendah 17-bulan pada bulan April. Perusahaan informasi keuangan IHS Markit mengatakan indeks manajer pembeliannya untuk industri manufaktur turun menjadi 53,9 pada bulan April, turun dari 54,9 sebulan sebelumnya.
Data ini meredam ekspektasi kenaikan suku bunga Bank of England pada bulan ini, seiring sejumlah data ekonomi Inggris masih menunjukkan tanda-tanda pelemahan.
Dengan sejumlah indikasi ini, GBP masih dalam area tertekan. Terkoreksi sedikit setelah kemarin jatuh ke 1.3588. Meski semalam pasangan GBPUSD ini sempat naik ke 1.3630 namun sejak itu tekanan jual terus membayangi hingga Rabu siang ini. Memburuknya sejumlah data ekonomi Inggris menjadi penyebab melemahnya pound sterling terhadap dolar AS yang sedang didukung oleh membaiknya data-data ekonomi AS.
Selama GBPUSD tetap berada di bawah resistance kuat di 1.3675, tekanan jual masih cukup kuat. Hingga siang ini GBPUSD belum mampu untuk menerjang resistance pada grafik 1-jam di 1.3620. Di sisi bawah, level terendah sesi kemarin di 1.3588 adalah area penting yang dapat memicu aksi jual jika dilintasi. Target bearish selanjutnya adalah di 1.3532 dan 1.3500. (Lukman Hqeem)